Bandara Kabul sebelumnya telah menjadi pusat evakuasi.
Tetapi dengan berhentinya penerbangan komersial, proses evakuasi telah bergeser ke perbatasan darat Afghanistan.
Kemungkinan warga Afghanistan untuk mencapai salah satu perbatasan tanpa diganggu Taliban, serta diizinkan untuk menyeberang ke negara tetangga dan kemudian dimukimkan kembali di AS, sangatlah kecil.
Baca juga: Perang Afghanistan Berakhir, Taliban Tembakkan Senjata ke Udara dan Mengumumkan Kemerdekaan Penuh
Baca juga: Pengamat: Kelompok Radikal Indonesia Rata-rata Alumni Afghanistan
"Perasaan saya tentang masalah ini adalah bahwa perbatasan sangat ramai. Ada banyak kekerasan."
"Beberapa terbuka untuk pemegang visa, dan yang lainnya tidak."
"Beberapa telah masuk ke Pakistan. Banyak yang belum," kata Becca Heller, Direktur Eksekutif Proyek Bantuan Pengungsi Internasional.
Heller adalah sosok yang membantu para pengungsi yang sudah meninggalkan Afghanistan dan kini mencari bantuan hukum untuk bermukim di AS.
Banyak organisasi memberitahu karyawan Afghanistan dan lainnya yang ingin mengungsi untuk pergi ke tempat penampungan sampai mereka memiliki informasi lebih lanjut, menurut tiga organisasi non-pemerintah yang beroperasi di Afghanistan.
"Saat ini kami memberi tahu mereka untuk mencari tempat yang aman dan tinggal di sana."
"Kami tidak tahu apa yang terjadi di perbatasan," kata Chris Purdy, manajer proyek program Veteran untuk American Ideals di Human Rights First.
Laporan tentang perbatasan mana yang mungkin aman untuk dilintasi tampaknya beragam.
Badan pengungsi utama PBB mengatakan, sejauh ini tidak ada bukti bahwa gelombang besar pengungsi dapat melarikan diri melintasi perbatasan darat.
"Kami belum melihat arus besar orang keluar dari Afghanistan. Kami tahu itu bisa berubah," kata Chris Boian, juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, atau UNHCR.
"Ada indikasi bahwa lebih banyak warga Afghanistan melintasi perbatasan dengan Iran dan Pakistan, tetapi tidak jelas apakah mereka mencari suaka," katanya.