Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Jumat dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA), telah ada indikasi pengoperasian kembali reaktor di situs nuklir Yongbyon, simbol tenaga nuklir Korea Utara.
Meski demikian, IAEA dalam laporannya mengatakan tidak dapat mengkonfirmasi informasi rinci mengenai status operasional dan fitur utama fasilitas di Yongbyon.
Sebab Korea Utara tidak mengizinkan adanya pengawas untuk memeriksa fasilitasnya sejak 2009.
Konsisten dengan laporan IAEA, 38 North, sebuah program dari Stimson Center yang didedikasikan untuk analisis masalah Korea Utara, juga menerbitkan laporan dengan citra satelit komersial yang menunjukkan bahwa operasi di reaktor 5 MWe di situs nuklir Yongbyon kemungkinan telah dimulai kembali.
Laporan mencatat ada banyak bukti yang menjadi indikator utama operasi reaktor sebelumnya, tetapi tidak ada uap yang keluar dari gedung generator saat reaktor beroperasi, dilansir dari The Diplomat.
Baca juga: Rudal AS Cegat Serangan Lima Roket ke Bandara Kabul, Sehari Setelah Ledakkan Mobil ISIS-K
Baca juga: Analis Amerika: China Bangun Pangkalan Kedua Bagi Peluncuran Rudal Nuklir
Sementara itu, Amerika Serikat dan Korea Selatan terus memeriksa pergerakan dari Korea Utara.
Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki, mengatakan pada Senin bahwa Washington mengetahui laporan IAEA.
Dengan laporan terbaru dari IAEA dan 38 North, ada kekhawatiran bahwa Korea Utara kembali ke diplomasi lamanya yakni melakukan pendekatan 'jahat' untuk bernegosiasi dengan negara lain.
Dimulainya kembali reaktor nuklir Yongbyon, merupakan taktik pragmatis Korea Utara untuk merebut posisi terdepan dalam setiap negosiasi masa depan dengan Amerika Serikat.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)