News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik di Afghanistan

Taliban Kritik AS karena Setop Bantuan Afghanistan: Alih-alih Berterima Kasih, Aset Kami Dibekukan

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota unit militer Taliban Badri 313 mengenakan seragam militer AS, mengambil posisi di bandara Kabul, Selasa (31 Agustus 2021), setelah AS menarik semua pasukannya keluar dari negara itu untuk mengakhiri perang 20 tahun yang brutal -- perang yang dimulai dan diakhiri dengan Islam garis keras yang berkuasa. (WAKIL KOHSAR/AFP)

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, pada Selasa mengatakan Uni Eropa "tidak memiliki pilihan lain selain terlibat dengan Taliban."

Muttaqi mendesak negara-negara di seluruh dunia untuk membuka hubungan formal dengan pemerintah yang dipimpin Taliban.

"Keamanan dijaga di seluruh negeri," katanya, menekankan Afghanistan terbuka untuk investasi asing.

Muttaqi juga mengatakan pemerintah tidak akan membiarkan Afghanistan digunakan sebagai basis kelompok bersenjata untuk melancarkan serangan ke negara lain.

Lebih lanjut, pejabat tinggi Taliban ini juga memberikan jaminan semua warga Afghanistan bebas meninggalkan negara itu jika mereka memiliki dokumen yang diperlukan.

Terlepas dari kritiknya terhadap Washington, yang dia tuduh menghancurkan properti Afghanistan, termasuk di Bandara Internasional Hamid Karzai, Muttaqi mengungkapkan rasa terima kasih Taliban kepada sejumlah negara.

Negara yang dimaksud yakni Qatar, Pakistan, dan Uzbekistan.

Ketiga negara ini telah mengirimkan bantuan kepada Afghanistan.

Siswa bercadar memegang bendera Taliban saat mereka mendengarkan pembicara wanita sebelum rapat umum pro-Taliban di Universitas Pendidikan Shaheed Rabbani di Kabul pada 11 September 2021. (Aamir QURESHI / AFP)

Dia berjanji untuk mendistribusikan bantuan secara merata kepada seluruh masyarakat.

Taliban mengambil alih Afghanistan bulan lalu dan merebut Kabul pada 15 Agustus, saat Presiden Ashraf Ghani melarikan diri.

Baca juga: Pendiri Taliban Muncul setelah Dirumorkan Tewas dalam Baku Tembak: Saya Baik-baik Saja

Baca juga: Sosok Rohullah Azizi, Kakak Mantan Wapres Afghanistan yang Tewas Ditembak Taliban

Perebutan itu bertepatan dengan proses penarikan pasukan AS dari Afghanistan.

Militer AS tetap mengendalikan bandara di Kabul hingga 31 Agustus.

AS melakukan operasi evakuasi untuk mengangkut warga AS, warga negara ketiga, dan sekutu Afghanistan ke luar negeri.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini