News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

China Geram dan Prancis Merasa Dikhianati dengan Aliansi Terbaru AS-Inggris-Australia

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden China Xi Jinping (kiri) dan Presiden AS Joe Biden

TRIBUNNEWS.COM - Aliansi keamanan Indo-Pasifik yang baru diumumkan Inggris, Amerika Serikat, dan Australia mendapat banyak kritikan dari sejumlah negara.

Dilansir BBC, kesepakatan tersebut dipandang sebagai upaya melawan China. 

Diketahui Australia akan mampu membangun kapal selam bertenaga nuklir dengan pakta bersama Inggris dan AS ini.

Langkah ini turut menyulut kemarahan dari Prancis yang sempat menjalin kesepakatan proyek kapal selam dengan Australia.

Prancis merasa "ditikam dari belakang" oleh pemerintah Negeri Kangguru, sementara China menuduh tiga negara punya "mentalitas Perang Dingin".

Baca juga: AS, Inggris, dan Australia Umumkan Aliansi Indo-Pasifik, Disebut untuk Lawan China

Baca juga: Indonesia Prihatin dengan Rencana Australia Rancang Kapal Selam Tenaga Nuklir

Gambar yang diambil pada 11 Februari 2019 dan dirilis oleh Departemen Pertahanan Australia ini menunjukkan Perdana Menteri Australia Scott Morrison (tengah) berjabat tangan dengan Menteri Pertahanan Australia Christopher Pyne (kiri) dan Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly (kanan) setelah menandatangani Perjanjian Kemitraan Strategis kapal selam senilai 66 miliar dolar AS di Canberra. (JAY CRONAN / DEPARTEMEN PERTAHANAN AUSTRALIA / AFP)

Pakta ini, lapor BBC, dikhawatirkan dapat memprovokasi China ke dalam perang.

Aliansi Indo-Pasifik antara AS-Inggris-Australia itu dinamai Aukus dan diumumkan Presiden Joe Biden serta dua pemimpin lainnya pada Rabu (15/9/2021).

Walaupun ketiganya tidak menyebut China dalam sambutan, Aukus secara luas dipandang sebagai upaya melawan pengaruh Beijing di Laut China Selatan yang disengketakan.

PM Inggris, Boris Johnson kemudian mengatakan kepada anggota parlemen bahwa perjanjian itu "tidak dimaksudkan untuk bermusuhan" dengan China.

Johnson kemudian ditanyai oleh pendahulunya, Theresa May, tentang apakah kesepakatan itu dapat menyebabkan Inggris terseret ke dalam perang dengan China.

"Inggris tetap bertekad untuk membela hukum internasional dan itu adalah saran kuat yang akan kami berikan kepada teman-teman kami di seluruh dunia, dan saran kuat yang akan kami berikan kepada pemerintah di Beijing," jawabnya.

Prancis Merasa Dikhianati

Bersamaan dengan perilisan aliansi itu, Washington kini berusaha meredam kemarahan dari Paris karena Aukus menggagalkan kesepakatan kapal selam antara Prancis dengan Australia senilai miliaran dolar.

Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian menyebut pengumuman itu sebagai "tikaman dari belakang".

Dia menyebutnya sebagai "keputusan brutal, sepihak dan tidak dapat diprediksi" yang mengingatkannya pada mantan presiden Donald Trump.

Sebagai balasannya, diplomat Prancis di Washington membatalkan gala untuk merayakan hubungan antara AS dan Prancis.

"Ini momen yang sangat rendah," kata mantan duta besar Prancis untuk AS, Gérard Araud, kepada BBC.

"AS tahu ada kontrak ini dan kontrak strategis ini adalah kepentingan nasional Prancis yang esensial, dan AS tidak peduli," tambahnya.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken menyebut Prancis merupakan mitra vital dan mengatakan Washington akan tetap bekerja "sangat erat" dengan Paris.

China Sebut Sekutu Punya "Mentalitas Perang Dingin"

Sementara itu, China menuduh sekutu memiliki "mentalitas Perang Dingin" yang akan merugikan kepentingan mereka sendiri.

Menurut laporan media pemerintah Global Times, China memperingatkan terkait perlombaan senjata kapal selam nuklir.

Pihaknya menambahkan bahwa tentara Australia kemungkinan akan menjadi "yang pertama mati" dalam "serangan balik" China.

Namun Menteri Pertahanan Australia, Peter Dutton menepis reaksi Beijing.

Angkatan Laut Amerika Serikat, pada Selasa (7/7/2020) merilis foto armada laut AS di Pasifik. Di barisan depan dua kapal induk, USS Nimitz dan USS Ronald Reagan. (KEENAN DANIELS / US NAVY / AFP)

Baca juga: Kapal Perang China Berkeliaran di Laut Natuna, Ketua DPR: Jaga Kedaulatan!

Baca juga: Legislator PKS Minta Menko Marves Buang Ide Bangun Pabrik Vaksin China di Indonesia 

"Ini bukan pertama kalinya kami melihat ledakan yang berbeda dari China dalam hal posisi Australia," katanya.

"Kami bangga dengan demokrasi di kawasan kami. Kami berdiri bersama tetangga kami di Indo-Pasifik untuk memastikan perdamaian abadi, dan kolaborasi ini menjadikannya kawasan yang lebih aman."

Pakta terbaru antara AS, Inggris, dan Australia akan menjadikan Australia menjadi negara ketujuh di dunia yang memiliki kapal selam bertenaga nuklir.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini