Namun, dalam pernyataan terbarunya, Taliban tidak menyebutkan soal anak perempuan dan wanita sama sekali.
Baca juga: Berita Foto : Taliban Kendalikan Penjara Yang Dulu Tahan Anggotanya
Baca juga: Kepala BNPT: Kelompok Garis Keras di Indonesia Mulai Alihkan Dukungan dari ISIS ke Taliban
Pada Jumat (17/9/2021), Taliban tampaknya telah menutup kementerian untuk urusan perempuan dan menggantinya dengan departemen yang dikenal karena menegakkan doktrin agama yang ketat.
Beberapa unggahan di Twitter menunjukkan pekerja wanita dari kementerian itu melakukan protes di luar gedung, mengatakan mereka telah kehilangan pekerjaan.
Disisi lain, anggota tim nasional sepak bola wanita Afghanistan melarikan diri melintasi perbatasan menuju Pakistan.
Menurut Menteri Informasi Pakistan, Fawad Chaudry, para anggota timnas Afghanistan memasuki wilayahnya melalui perbatasan barat laut Torkham.
Mereka membawa dokumen perjalanan yang sah.
Aturan untuk Pelajar Wanita di Afghanistan
Sebelumnya, Taliban mengumumkan aturan baru soal pelajar wanita Afghanistan yang diizinkan menempuh pendidikan.
Dalam konferensi pers, Minggu (12/9/2021), Menteri Pendidikan Tinggi, Abdul Baqi Haqqani, mengatakan wanita di Afghanistan bisa melanjutkan studi ke universitas, termasuk tingkat pascasarjana.
Namun, ruang kelas akan dipisahkan berdasarkan gender dan pakaian Islami.
Aturan ini, kata Haqqani, diwajibkan.
Baca juga: Taliban Sita Uang Tunai Rp176 Miliar dan Emas Milik Mantan Pejabat Afghanistan
Baca juga: Diplomat Afghanistan Terdampar di Luar Negeri setelah Taliban Kembali Berkuasa
"Kami tidak akan mengizinkan anak laki-laki dan perempuan belajar bersama," tegasnya, dikutip dari AP News.
"Kami tidak akan mengizinkan kelas bersama," imbuhnya.
Dunia saat ini tengah mengamati secara cermat untuk melihat sejauh mana perubahan Taliban sejak pertama kali mereka berkuasa pada akhir 1990-an.