Serangan itu itu menghantam saat mobil Zemerai Ahmadi memasuki jalan menuju rumah, dan anak-anak berlari untuk menyambutnya.
Sehari setelah serangan itu, keluarga korban mengatakan kepada Al Jazeera bahwa 10 orang yang terbunuh berusia antara 2 hingga 40 tahun.
"Mereka adalah anak-anak yang tidak bersalah dan tidak berdaya," kata Ahmadi.
Sebelumnya, Kepala Komando Pusat AS, Jenderal Marinir AS Frank McKenzie menyebut bahwa keputusan menyerang sedan Toyota Corolla putih milik Zemerai Ahmadi dilakukan setelah pelacakan dan keyakinan yang matang.
Tapi Aimal Ahmadi bertanya-tanya bagaimana rumah keluarganya bisa disalahartikan sebagai tempat persembunyian ISKP atau ISIS-K.
"Mereka dapat melihat bahwa ada anak-anak yang tidak bersalah di dekat mobil dan di dalam mobil. Siapapun yang melakukan ini harus dihukum."
"Itu tidak benar," tambahnya.
Mobil Ahmadi Diintai selama 8 Jam
Serangan mematikan itu dilancarkan AS tiga hari setelah anggota ISIS-K melakukan bom bunuh diri di Bandara Internasional Kabul.
Ledakan membunuh puluhan warga sipil dan 13 tentara Amerika Serikat.
Dilansir BBC, intelejen AS melacak mobil pekerja sosial bernama Zemari Ahmadi selama 8 jam.
AS saat itu meyakini Ahmadi terkait dengan militan ISIS-K, jelas Komando Pusat AS, Jenderal Kenneth McKenzie.
Menurut penyelidikan, mobil pria itu terlihat di sebuah kompleks yang terkait dengan ISIS-K.
Baca juga: Penuhi Undangan Biden, Presiden Jokowi Sampaikan Komitmen RI Hadapi Perubahan Iklim
Baca juga: Wakil PM Afghanistan Mullah Abdul Ghani Baradar Muncul dalam Video untuk Bantah Kabar Kematiannya
Sebuah pesawat tak berawak pengintai melihat ada sejumlah orang yang memasukkan sesuatu diduga bahan peledak ke bagasi mobil.
Belakangan terungkap bahwa benda yang dicurigai itu merupakan botol air.
McKenzie menggambarkan serangan itu sebagai "kesalahan tragis" dan menyatakan Taliban tidak terlibat.
Serangan ini merupakan tindakan terakhir AS di Afghanistan sebelum mengakhiri 20 tahun operasinya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)