News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Taro Kono Sebut Indonesia Tolak Tawaran Pembangkit Nuklir Jepang

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri reformasi administrasi dan regulatori dan juga menteri vaksinasi Jepang, Taro Kono.

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Menteri Reformasi Administrasi dan Regulatori sekaligus Menteri Vaksinasi Jepang, Taro Kono menyebut nama Indonesia sebagai salah satu negara yang menolak tawaran pembangkit nuklir Jepang.

"Penelitian silakan saja. Saya tak pernah menolak penelitian siapa pun, silakan dilanjutkan dengan baik," papar Taro Kono menjawab pertanyaan mantan wali kota Toru Hashimoto mengenai masa depan nuklir di Jepang dalam perdebatan 4 kandidat Presiden Partai Liberal Demokrat (LDP) di TV Fuji, Minggu (26/9/2021).

Hashimoto menjelaskan agar nuklir tetap dipakai karena sedang ada penelitian dan pengembangan Plutonium yang bisa dipakai lebih baik dan lebih murah sehingga pembangkit nuklir kecil bisa dilakukan di Jepang.

"Bagus penelitian silakan saja. Tapi hasilnya masih akan lama dan belum tahu bagaimana. Kita bicara kenyataan saja. Saat ini beberapa negara karena alasan ekonomi menolak tawaran Jepang mengenai pembangkit nuklir. Misalnya Yordania, Ghana dan Indonesia," ungkap Taro Kono.

Selain soal ekonomi, negara-negara tersebut punya kebijakan yang lain pula mengenai energi di negara masing-masing, menurut Taro Kono.

Baca juga: Fumio Kishida: Kalau Pembangkit Nuklir Dihentikan akan Mengancam Hubungan Luar Negeri Jepang

"Jadi lanjutkan saja penelitian, itu bagus. Kita lihat hasilnya nanti dan apakah bisa diterapkan dalam kenyataan di masa depan, bisa menekan biaya dan realistis dalam alasan ekonomi yang ada," tambahnya.

Taro Kono memiliki prinsip menghentikan pembangkit nuklir di Jepang dan perlahan-lahan digantikan energi terbarukan (renewable energy).

Sedangkan kandidat presiden LDP lainnya, Fumio Kishida serta Sanae Takaichi berprinsip sama tetap pertahankan energi nuklir di Jepang karena tak mungkin dihentikan dan tidak akan menguntungkan.

"Bahkan akan menyusahkan banyak orang, banyak negara lain terutama dengan pembuangan sampah nuklirnya," kata Kishida.

Saat ini Jepang memiliki rencana untuk menggunakan Energi Terbarukan sebanyak 18%, nuklir 6%, Minyak 7%, batubara 32% dan gas alam 37%.

Sedangkan tahun 2030 rencananya antara 20-22% energi dari nuklir, 36-38% energi dari Renewable Energy, 19% batu bara, 2% minyak dan 20% dari gas alam.

Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui melalui zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini