News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Krisis Myanmar

Militer Myanmar Lancarkan Serangan Udara Ke Kelompok Perjuangan Bawah Tanah

Editor: hasanah samhudi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Selebaran ini diambil pada 10 September 2021 dan diterima dari sumber anonim pada 18 September menunjukkan orang-orang yang berusaha memadamkan api ketika rumah-rumah terbakar di Desa Namg Kar di Kotapraja Gangaw wilayah Magwe, ketika pertempuran berlanjut antara militer Myanmar dan pengunjuk rasa melawan kudeta militer.

TRIBUNNEWS.COM, YANGON - Militer Myanmar melancarkan serangan udara pada akhir pekan setelah bentrokan dengan pejuang yang menentang junta di wilayah Sagaing.

Dilansir dari The Straits Times, portal berita DVB melaporkan bahwa serangan udara terjadi ketika tentara melancarkan serangan di daerah Pinlebu di Sagaing di barat laut Myanmar.

Menurut DVB, warga mendengar pesawat dan ledakan pada Sabtu (25/9/2021) malam sebelum saluran telepon dan internet mati.

Seorang anggota Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) di Pinlebu, berbicara dari luar daerah, juga mengkonfirmasi melalui telepon bahwa serangan udara telah terjadi.

Tetapi ia mengatakan tidak ada korban di antara kelompoknya.

Baca juga: Bentrok Milisi dan Militer Myanmar di Perbatasan India: Rumah Warga Dibakar, 10 Ribu Orang Mengungsi

Baca juga: PBB Tak Bisa Mengatasi Junta Myanmar karana Militer Dapat Dukungan dari China dan Rusia

"Kami tidak dapat menghubungi mereka karena internet dan saluran telepon padam," kata aktivis, yang menolak disebutkan namanya, tentang rekan-rekan oposisinya.

Informasi ini tidak dapat diverifikasi secara independent oleh Reuters, dan juru bicara militer tidak menjawab panggilan untuk meminta komentar.

Myanmar berada dalam krisis sejak tentara merebut kekuasaan pada 1 Februari, membatalkan kemenangan partai Liga Nasional Demokrasi pimpinan Aung San Suu Ky dalam pemilihan umum.

Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), sebuah pemerintahan bayangan yang dibentuk oleh anggota parlemen yang digulingkan dan lainnya yang menentang junta, mengatakan gudang senjata termasuk granat berpeluncur roket, senjata kecil dan peluru telah disita dalam pertempuran itu.

Dikatakan, lebih dari 25 tentara pemerintah telah tewas.

Baca juga: Milisi Bentrok dengan Militer setelah NUG Deklarasikan Perang Lawan Junta Myanmar, 20 Orang Tewas

Baca juga: Oposisi Junta Myanmar Klaim Telah Dapat Dukungan dari Sejumlah Negara

Terjadi peningkatan pertumpahan darah di daerah seperti Sagaing setelah gerakan bawah tanah NUG  menyatakan pemberontakan pada 7 September dan meminta PDF untuk menargetkan junta dan asetnya.

Sebelumnya dalam konflik, militer terkadang menutup internet, terutama di kota-kota, dalam upaya untuk mengekang demonstrasi.

Portal berita Myanmar Now mengutip penduduk dan anggota PDF bahwa , militer sejak Kamis (23/9/2021) telah memutus akses internet di 11 distrik yang dilanda konflik di Negara Bagian Chin dan di wilayah Magway.

Pekan lalu, ribuan orang melarikan diri dari Kota Thantlang di Chin Stat, yang berbatasan dengan India, setelah pertempuran di mana seorang pendeta Kristen di antara mereka yang tewas.

Beberapa kelompok milisi juga mengaku bertanggung jawab atas ledakan sejumlah menara telekomunikasi yang dijalankan oleh Mytel, sebuah perusahaan yang sebagian dikendalikan oleh tentara.

Baca juga: Militer Myanmar Tangkap 2 Jurnalis yang Dianggap Sebarkan Informasi Palsu dan Hasut Warga untuk Demo

Baca juga: AS Bongkar Rencana Pembunuhan Dubes Myanmar untuk PBB yang Anti-Junta, Dua Orang Ditangkap

Pengawas demokrasi yang berbasis di AS Freedom House mengatakan dalam sebuah laporan yang diterbitkan pekan lalu bahwa kebebasan internet merosot 14 poin di Myanmar.

Ini merupakan penurunan tahunan terbesar yang pernah tercatat dalam skala 100 poin setelah militer mengambilalih kekuasaan. (Tribunnews.com/TST/Hasanah Samhudi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini