News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Korea Utara Kembali Menembakkan Rudal Balistik, Jatuh ke Laut

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siaran berita televisi yang menunjukkan rekaman file uji coba rudal Korea Utara - Korea Utara menembakkan rudal ke laut lepas pantai timurnya pada Selasa (28/9/2021).

TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara menembakkan 'proyektil tak dikenal' ke laut lepas pantai timurnya pada Selasa (28/9/2021) pagi.

Hal tersebut dikatakan oleh negara tetangganya, Korea Selatan dan Jepang.

Namun, tidak ada pernyataan lebih detil terkait tembakan tersebut.

Setidaknya satu proyektil tak dikenal diluncurkan ke laut lepas pantai timur Korea Utara pada Selasa sekitar pukul 06:40 waktu setempat (21:40 GMT), kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS).

Mengutip dari Aljazeera, Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan tembakan itu bisa jadi merupakan rudal balistik.

Baca juga: Korea Utara Ungkap Kemungkinan untuk Akhiri Perang dengan Korsel, Pertimbangkan KTT antar-Korea

Baca juga: Tanggapi Ajakan Presiden Korea Selatan Untuk Hentikan Perang, Ini Jawaban Korea Utara

Tembakan rudal itu berlangsung kurang dari satu jam sebelum utusan Korea Utara untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Kim Song, berpidato di pertemuan tahunan organisasi itu di New York.

Kim mengatakan kepada PBB, Pyongyang memiliki hak untuk membela diri, dengan mengembangkan senjata.

“Kami hanya membangun pertahanan nasional untuk membela diri dan menjaga keamanan dan perdamaian negara dengan baik,” katanya.

Dikutip dari AP, peluncuran rudal balistik akan melanggar larangan Dewan Keamanan PBB terkait kegiatan balistik Korea Utara.

Tetapi, Dewan Keamanan PPB tidak memberikan sanksi baru pada Korea Utara terkait peluncuran senjata jarak pendek.

Uji coba rudal balistik pada awal bulan ini adalah peluncuran pertama Korea Utara setelah enam bulan.

Korea Utara menunjukkan kemampuan untuk menyerang target di Korea Selatan dan Jepang.

Kedua negara tersebut merupakan sekutu utama AS, di mana total 80.000 tentara Amerika ditempatkan.

Namun, Kim Yo Jong, saudara perempuan Kim Jong Un, mengatakan negaranya terbuka untuk melanjutkan pembicaraan dan langkah memperbaiki hubungan.

Beberapa ahli mengatakan Korea Utara ingin Korea Selatan membantu meringankan sanksi yang diterima dari AS.

Konflik tiga tahun, pada 1950-1953, antara Korea Selatan dan pasukan PBB pimpinan AS melawan Korea Utara dan China, menewaskan hingga 2 juta orang.

Dalam pidatonya di PBB pekan lalu, Presiden Korea Selatan Moon Jae In mengusulkan agar deklarasi akhir perang ditandatangani antara dua Korea, AS dan China.

Setelah peluncuran rudal Korea Utara, Moon memerintahkan para pejabat untuk memeriksa penembakan senjata terbaru secara komprehensif sebelum melakukan pembalasan.

Baca juga: China Kirim 24 Jet Tempur ke Taiwan, Taipei Siagakan Sistem Rudal Pertahanan

Baca juga: Korea Utara uji coba rudal jarah jauh yang bisa menghantam Jepang, apa artinya bagi dunia?

Upaya diplomatik pimpinan AS yang bertujuan meyakinkan Korea Utara untuk meninggalkan senjata nuklirnya dengan imbalan keuntungan ekonomi dan politik, telah terhenti selama 2,5 tahun.

Para pejabat AS telah berulang kali menyatakan keinginan mereka untuk dapat berbicara lebih lanjut terkait hal tersebut.

Tetapi, AS memperjelas sanksi jangka panjang yang dikenakan pada Korea Utara tetap berlaku sampai Korea Utara mengambil langkah nyata menuju denuklirisasi.

Sementara itu, Korea Utara telah menguji rudal dan berjanji untuk terus membangun persenjataan nuklirnya.

Kim Jong Un telah mempertahankan moratorium pengujian senjata jarak jauh yang mampu mencapai Amerika.

(Tribunnews.com/Yurika)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini