Dia mengatakan mereka telah membawa beberapa keamanan karena mereka memperlakukan penjahat di bawah hukum Islam.
Seorang kepala sekolah, yang tidak mau menyebutkan namanya karena takut akibatnya, datang ke kantor polisi untuk mengadukan orang tua yang terlambat membayar biaya sekolah selama berbulan-bulan.
Dia mengatakan dia ingin memberi kesempatan pada pemerintahan Taliban.
Di bawah pemerintahan sebelumnya, dia dikenai suap setiap kali dia pergi ke polisi untuk mengadukan tunggakan pembayaran.
"Amerika menginvestasikan banyak uang di Afghanistan, tapi itu adalah mafia yang menjalankan negara," katanya.
Pengadu lain, yang hanya menyebut namanya sebagai dokter Sharif, baru saja kembali dari Arab Saudi tempat dia bekerja selama beberapa tahun.
Dia tidak keberatan dengan hukuman ala Taliban, tetapi dengan keras menentang menempatkan para pemimpin Taliban dan ulama agama yang bertanggung jawab atas departemen pemerintah.
Baca juga: Kemampuan Taliban untuk Kuasai Afghanistan di Luar Prediksi Amerika Serikat
Baca juga: POPULER Internasional: Taliban Bunuh Mantan Pemimpim ISIS-K | Presiden Prancis Dilempari Telur
"Kami membutuhkan orang-orang profesional, kami membutuhkan spesialis ekonomi, bukan maulvi yang tidak tahu bisnis," katanya, menggunakan kata untuk ulama Muslim.
Namun, dia menyambut baik keluhannya didengar tanpa permintaan suap dari polisi Taliban.
Sebelumnya, polisi meminta suap hanya untuk masuk ke stasiun.
"Kesalahan pemerintah masa lalu adalah bahwa mereka memasukkan semua uang ke dalam kantong mereka," katanya.
Lebih jauh, meski tingkat kejahatan menurun, tetap saja, ada bahaya.
Pada hari Minggu, sebuah bom di luar masjid Eid Gah Kabul menewaskan beberapa warga sipil dan menargetkan anggota Taliban yang menghadiri upacara peringatan.
Tidak ada yang bertanggung jawab atas pemboman itu tetapi kelompok saingan ISIS telah meningkatkan serangan terhadap Taliban di markas ISIS di Afghanistan timur.
Baca artikel lain terkait Konflik di Afghanistan
(Tribunnews.com/Rica Agustina)