TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara memulihkan jalur komunikasi dengan Korea Selatan mulai Senin ini, menurut media pemerintah Korut.
Dilansir CNN, langkah pemulihan komunikasi antar Korea ini merupakan janji Pemimpin Tertinggi Kim Jong Un yang disampaikan saat pidato di parlemen negara.
"Korea Utara tidak punya alasan untuk memprovokasi atau menyakiti Korea Selatan," kata Kim.
Sementara itu menurut laporan BBC, Pyongyang juga menyatakan bahwa pemulihan hubungan dengan Seoul tergantung pada sikap "otoritas Korsel".
Belakangan ini Korea Utara kerap melakukan uji coba senjata militer.
Baca juga: Korea Utara Menembakkan Rudal Anti-pesawat Terbaru, Diklaim Punya Kinerja Tempur Luar Biasa
Selama kurang dari satu bulan ini, rezim Kim Jong Un telah menembakkan empat rudal.
Pada Senin pagi ini, Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan para pejabat dari kedua Korea melakukan panggilan telepon pertama mereka sejak Agustus.
"Dengan pemulihan jalur komunikasi Selatan-Utara, pemerintah mengevaluasi bahwa landasan untuk memulihkan hubungan antar-Korea telah disediakan," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Jalur komunikasi, koneksi antara kantor kepresidenan, militer, dan agen mata-mata kedua Korea ini sebelumnya telah lama bermasalah.
Pada Selasa (16/6/2020) lalu, sebagaimana dilaporkan Al Jazeera, Korea Utara meledakkan kantor penghubung antar-Korea di Kaesong.
Kemudian memutuskan semua hubungan komunikasi militer dan politik resmi secara sepihak.
Korea Utara saat itu beralasan pihak Korea Selatan tidak bisa mengatasi selebaran propaganda anti-Pyongyang yang dikirim para aktivis melintasi perbatasan.
Kedua belah pihak mengatakan pada 27 Juli tahun ini bahwa semua saluran telah dipulihkan.
Namun dua minggu kemudian Pyongyang kembali berhenti menjawab panggilan.
Hotline sempat dipulihkan pada Agustus ini.
Sayangnya kembali terputus setelah Korea Selatan berpartisipasi dalam latihan militer bersama dengan AS.
"Otoritas Korea Selatan sangat menghargai arti dimulainya kembali jalur komunikasi Utara-Selatan dan memperbaiki hubungan Utara-Selatan dan melakukan upaya aktif untuk menyelesaikan masalah penting yang merupakan prasyarat untuk membuka jalan yang cerah ke depan," lapor media pemerintah Korea Utara.
Menurut laporan AP News, beberapa ahli menilai Korut tengah mencoba menggunakan keinginan Korsel untuk memperbaiki hubungan guna membujuk agar AS melonggarkan sanksi ekonomi.
Perbaikan komunikasi ini turut disambut baik AS.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan pihaknya sangat mendukung kerja sama antar-Korea.
Baca juga: Korea Utara - Korea Selatan Pulihkan Jalur Komunikasi Lintas Batas
Baca juga: VIRAL Guru di Minahasa Utara Dilantik sebagai Kepala Sekolah tapi Sekolahnya Fiktif, Mengaku Malu
Korea Selatan menyerukan pemulihan hubungan dengan Korea Utara di PBB bulan lalu.
Saat itu, Presiden Moon Jae-in menyarankan bahwa dua Korea dengan AS, atau dua Korea dengan AS dan China "menyatakan bahwa perang di Semenanjung Korea telah berakhir".
Ini dia sampaikan dalam pidatonya di Majelis Umum PBB.
Korea Utara dan Korea Selatan secara teknis masih berperang.
Ini lantaran belum tercapai kesepakatan damai ketika Perang Korea berakhir pada tahun 1953.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)