TRIBUNNEWS.COM - Putra seorang mantan diktator Filipina, Ferdinand Marcos akan mencalonkan diri sebagai Presiden.
Pada Selasa (5/10/2021), Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr mengajukan pencalonan dirinya untuk mengikuti pemilihan presiden Filipina tahun 2022.
"Saya akan membawa, kepemimpinan yang menyatukan kembali ke negara kita," kata pria berusia 64 tahun itu, seperti dikutip dari CNA.
"Mari kita membawa orang Filipina kembali satu sama lain untuk membantu negara kita, menghadapi krisis dan tantangan masa depan bersama-sama."
Kecenderungan Marcos memilih jabatan tertinggi negara itu terjadi setelah upayanya gagal menjadi wakil presiden pada 2016.
Baca juga: Legenda Tinju Dunia Manny Pacquiao Maju Jadi Calon Presiden Filipina
Baca juga: Putri Rodrigo Duterte Dikabarkan akan Mencalonkan Diri sebagai Presiden Filipina Tahun Depan
Saat itu, ia kalah tipis dari Leni Robredo.
Kalah dalam pemilihan merupakan pukulan bagi keluarga Marcos, yang telah diasingkan di Amerika Serikat setelah digulingkan pada 1986.
Ferdinand Marcos dan istrinya, Imelda dituduh melakukan korupsi besar-besaran selama berkuasa.
Jika pencalonan presiden Marcos Jr berhasil, itu akan mengakhiri kebangkitan politik yang luar biasa sejak pemberontakan rakyat menggulingkan ayahnya.
Setelah mereka diizinkan kembali ke Filipina, anggota keluarganya telah memegang sejumlah jabatan politik terkemuka.
Marcos Jr menjabat sebagai senator dari 2010 hingga 2016.
Sementara ibunya menginkan dirinya menjadi pemimpin negara.
Imelda sendiri telah menjabat tiga kali berturut-turut di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebelum akhirnya digantikan oleh keponakannya.
Adik Marcos Jr, Imee, adalah seorang senator.
Baca juga: Presiden Rodrigo Duterte Mundur dari Pentas Politik Filipina, Batal Maju di Pilpres 2022
Baca juga: Fokus Jadi Capres Filipina, Manny Pacquiao Resmi Pensiun dari Dunia Tinju
Marcos Jr telah mencoba untuk mempertahankan kekuasaan ayahnya dengan mempertahankan pertumbuhan ekonomi, dan meminimalkan pelanggaran hak asasi manusia selama rezim itu.
Berita pencalonan presidennya disambut dengan kecaman dari lawan-lawannya.
Koalisi anti-Marcos menggambarkan Marcos Jr sebagai "pertunjukan ketidakpedulian dan penghinaan terhadap ribuan orang Filipina yang terbunuh, hilang, disiksa, dipindahkan dan dilanggar" oleh rezim ayahnya.
(Tribunnews.com/Yurika)