News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Tidak Mau Divaksin Covid-19, Ribuan Guru di Kota New York Dirumahkan Tanpa Digaji

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga menggelar aksi protes untuk menolak mandat vaksin Covid-19 yang mulai berlaku Senin, 4 Oktober 2021, bagi karyawan dan guru sekolah umum di New York City

TRIBUNNEWS.COM - Ribuan guru dan karyawan sekolah negeri New York City terpaksa dirumahkan tanpa digaji karena menolak untuk divaksin Covid-19.

Frantz Conde misalnya, ia dirumahkan dari sekolahnya di Brooklyn, tempat dia mengajar selama 18 tahun.

Pria 47 tahun itu termasuk satu di antara 5,3 % karyawan - sekitar 8.000 dari 150.000 - di sistem sekolah umum  yang menolak untuk divaksin dan akhirnya dirumahkan, New York Times melaporkan.

Conde mengatakan kepada Insider bahwa mandat vaksinasi Kota New York terasa dipaksakan.

Mandat vaksin mulai berlaku Senin (4/10/2021).

Guru dan karyawan Departemen Pendidikan diharuskan untuk mendapatkan vaksin COVID-19.

Mereka yang menolak vaksin dilarang mengajar atau memasuki sekolah.

Baca juga: Studi: Vaksin Pfizer Cegah Keparahan Covid-19 Setidaknya Selama 6 Bulan

Baca juga: VIRAL Foto Kakek-Nenek Jalan Kaki Demi Vaksin Covid-19, Tempuh Jarak 12 Km Pulang Pergi

Warga menggelar aksi protes untuk menolak mandat vaksin Covid-19 yang mulai berlaku Senin, 4 Oktober 2021, bagi karyawan dan guru sekolah umum di New York City (Michael M. Santiago/Getty Images/AFP)

Mereka pun harus dirumahkan selama satu tahun tanpa dibayar.

"Masalahnya bukan vaksinnya. Masalahnya adalah dipaksa, diwajibkan, diintimidasi, dibujuk untuk divaksin yang bertentangan dengan keinginan Anda," kata Conde.

Conde mengatakan alasan agama membuatnya tidak mau divaksin, tapi alasan tersebut ditolak.

Ia menambahkan selain tekanan finansial dan emosional akibat mandat itu, salah satu dampak paling negatif adalah memisahkan guru dari siswa yang bergantung pada mereka.

Beberapa hari sebelum mandat mulai berlaku penuh, Walikota Bill de Blasio mengatakan lewat CNN bahwa jika guru yang sedang dirumahkan tidak kembali dalam jangka waktu yang masuk akal, mereka tidak akan mendapatkan pekerjaan lagi.

"Tapi lihat, pesannya kepada orang-orang adalah ini: kita harus saling menjaga keamanan. Kita harus melupakan era COVID. Mandat telah berhasil," ujarnya.

Dari semua pegawai tetap di Departemen Pendidikan, 95% divaksinasi, termasuk 96% guru dan 99% kepala sekolah, kata de Blasio dalam konferensi pers, Senin.

de Blasio menambahkan bahwa lebih dari 43.000 vaksin telah diberikan kepada pegawai sekolah negeri sejak aturan itu diumumkan pada Agustus.

Randi Weingarten, presiden Federasi Guru Amerika, mengatakan kepada MSNBC pada bulan Agustus lalu bahwa mandat vaksin untuk guru membantu melindungi siswa, terutama mereka yang terlalu muda untuk disuntik.

Dia juga menekankan bahwa harus ada akomodasi yang dibuat untuk pengecualian agama dan medis.

Michael Mulgrew, presiden Federasi Serikat Guru, mengatakan 97% guru kota yang merupakan anggota serikat telah divaksinasi pada hari Senin.

"Saya senang ada sekitar 97% yang divaksin, tapi saya berharap itu 100%," kata Mulgrew, Senin.

"Bagi saya sebagai pemimpin serikat, itu adalah hal yang menyedihkan, tetapi saya harus lebih fokus terlebih dahulu pada orang-orang yang divaksinasi sekarang untuk menjaga mereka tetap aman."

Mulgrew mengatakan sekitar 4.000 orang  yang merupakan anggota serikat pekerja yang tidak divaksinasi, mereka dapat kembali bekerja "kapan saja" bila akhirnya memutuskan untuk divaksin.

Seperti yang dilaporkan sebelumnya oleh Insider, meskipun orang Amerika terbagi pendapatnya tentang mandat vaksin, jajak pendapat demi jajak pendapat menunjukkan bahwa popularitas mereka yang menolak vaksin secara keseluruhan telah tumbuh, terutama bagi pekerja di industri seperti pendidikan dan pemerintahan.

Pada bulan Agustus, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit melaporkan bahwa seorang guru SD yang tidak divaksinasi di Marin County, California, menularkan COVID-19 ke 50% ruang kelas mereka.

Guru itu menjalani kegiatan selama dua hari di sekolah dengan virus corona di tubuhnya.

Ia juga tidak secara konsisten mengenakan masker.

Stephanie Edmonds, seorang guru berusia 31 tahun, mengatakan kepada Insider bahwa dia tidak dapat memasuki sekolah menengah Bronx sejak hari Senin.

Edmonds mengatakan dia telah mengajukan pengecualian agama agar tidak divaksin, tapi ditolak.

Sekarang, dia mengajukan banding.

"Saya masih beruntung, tidak seperti guru lain, saya masih menerima gaji, tetapi saya tidak diizinkan mengajar," ujar Edmonds.

"Saya tidak diizinkan masuk ke gedung saya."

"Saya tidak tahu sebenarnya apa yang harus saya lakukan."

Ia menambahkan bahwa jika pengecualiannya disetujui, dia akan diberikan pekerjaan administratif di luar sekolah.

Lawan Mandat dengan Pengadilan dan Unjuk Rasa

Beberapa guru lainnya berusaha melawan mandat di pengadilan, tetapi tidak ada yang berhasil sejauh ini, Times melaporkan.

Selain menempuh proses pengadilan, penolak vaksin lainnya berusaha melonggarkan mandat dengan cara melakukan aksi unjuk rasa.

Beberapa pegawai kota turun ke jalan pada hari Senin.

Ada yang merobohkan tenda tempat pengujian COVID-19 di Manhattan, membalik meja dan kursi.

Vaksin untuk Anak-anak

Sementara vaksin Covid-19 belum diizinkan untuk digunakan pada anak di bawah 12 tahun, California menjadi negara bagian AS pertama yang mengumumkan perlunya vaksinasi untuk anak sekolah setelah Food and Drug Administration memberikan persetujuan penuh.

Dr. Anthony Fauci, pakar penyakit menular terkemuka di negara itu, mengatakan pada hari Minggu bahwa dia mendukung mandat vaksin COVID-19 dari Gubernur California Gavin Newsom itu untuk pemberian vaksinasi bagi anak-anak.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini