News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Siapa Sami Jasim al-Jaburi? Anggota Senior ISIS yang Baru Saja Ditangkap Pasukan Irak, Ini Perannya

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan wakil ISIS Sami Jasim al-Jaburi. Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi mengumumkan pasukannya berhasil meringkus salah satu pemimpin top ISIS, Sami Jasim al-Jaburi

Baca juga: AS Tak Menyangka Taliban Berkuasa Secepat Itu, Ungkap Kemungkinan Kebangkitan Al Qaeda

Baca juga: Taliban Bantah Tuduhan Melindungi Al Qaeda di Afghanistan, Ini Kata Mereka

Setelah dibebaskan pada tahun 2011, Al-Jaburi kembali bergabung dengan al Qaeda di Irak.

Tetapi pada 2014, ia bergabung dengan ISIS.

Mantan wakil ISIS Sami Jasim al-Jaburi (IRAQI GOVERNMENT HANDOUT)

Abu Ragheef mengatakan Al-Jaburi mengurus sebagian besar administrasi, keamanan dan keuangan kelompok teror sebelum naik jabatan menjadi wakil al-Baghdadi dan kepala keuangan untuk ISIS.

"Setelah wilayah ISIS dibebaskan, Al-Jaburi melarikan diri dari wilayah itu dan menyusup ke Eropa timur, tetapi dia kembali ke wilayah itu setelah gagal menyelundupkan keluarganya ke Eropa," kata Abu Ragheef kepada CBS News.

Seorang pejabat intelijen Irak mengatakan kepada CBS News bahwa penangkapan al-Jaburi menjadi pesan penting untuk para pemimpin ISIS yang tersisa.

Ia menyebut secara tidak langsung Irak ingin mengatakan bahwa pasukan keamanannya dapat menembus jaringan ISIS dan menemukan mereka, di mana pun mereka bersembunyi.

Pejabat intelijen menambahkan bahwa penangkapan Al-Jaburi akan memberikan informasi tentang bagaimana ISIS mendanai operasinya dan siapa saja yang mendukung kelompok itu di seluruh dunia.

ISIS pernah menguasai sekitar sepertiga Irak dan Suriah.

Mereka juga pernah menggunakan pangkalan di sana untuk merencanakan dan mengatur serangan teroris di Eropa.

Pasukan AS dan sekutu mereka sempat memukul mundur kelompok itu untuk merebut kembali wilayahnya di kedua negara pada awal 2019.

Tetapi ISIS diperkirakan masih memiliki sel-sel aktif di Irak, Suriah, dan di tempat lain.

Afiliasi ISIS di Afghanistan, ISIS-K, adalah salah satu masalah keamanan paling serius di negara itu, baik untuk penguasa baru Taliban, maupun Amerika Serikat dan sekutunya.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini