TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengecam Taliban yang dianggap tidak menepati janji-janjinya kepada wanita dan anak-anak perempuan Afghanistan.
Sekjen PBB juga mendesak dunia untuk memberikan bantuan uang tunai ke Afghanistan, agar keruntuhan ekonomi negara tersebut dapat dihindari.
“Saya sangat khawatir jika janji Taliban yang dibuat untuk perempuan dan anak perempuan Afghanistan dilanggar,” katanya pada Senin (11/10/2021), seperti dikutip dari Al Jazeera.
“Saya sangat mengimbau Taliban untuk menepati janji mereka kepada perempuan dan anak perempuan, dan memenuhi kewajiban mereka di bawah hukum hak asasi manusia dan kemanusiaan internasional,” tambahnya.
Jutaan gadis remaja di Afghanistan masih menunggu untuk bisa kembali ke sekolah.
Baca juga: Setelah Jerman, Giliran Perwakilan Uni Eropa Jalin Dialog dengan Taliban
Sementara itu, anak laki-laki sudah diizinkan kembali bersekolah pada bulan lalu.
Langkah itu telah menimbulkan kekhawatiran tentang masa depan pendidikan perempuan di bawah pemerintahan Taliban.
Saat mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada Agustus lalu, Taliban telah berjanji untuk menegakkan hak-hak anak perempuan dan perempuan di negara itu.
Pengecualian untuk anak perempuan ini telah memperparah kekhawatiran bahwa Taliban kembali memberlakukan sistem pemerintahan seperti pada tahun 1990-an.
Selama waktu itu, perempuan dan anak perempuan secara hukum dilarang mengenyam pendidikan dan pekerjaan.
Kelompok itu juga telah menunjuk kabinet yang seluruhnya laki-laki, dan mengatakan bahwa nanti perempuan juga dapat ditunjuk.
"Janji yang dilanggar menyebabkan mimpi buruk bagi perempuan dan anak perempuan Afghanistan," kata Sekjen PBB itu.
“Perempuan dan anak perempuan perlu menjadi pusat perhatian,” tambahnya.
Dalam pidatonya, Guterres juga mendesak masyarakat internasional menyuntikkan bantuan dana untuk ekonomi Afghanistan agar terhindar dari keruntuhan.