News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Baku Tembak di Beirut Menewaskan 6 Orang, Sekitar 30 Lainnya Terluka

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bentrokan di daerah Tayouneh, di pinggiran selatan Beirut, pada 14 Oktober 2021. Tembakan menewaskan beberapa orang dan melukai puluhan orang.

TRIBUNNEWS.COM - Sedikitnya enam orang tewas dan lebih dari 30 orang luka-luka dalam baku tembak yang terjadi di Beirut, Lebanon, Kamis (14/10/2021).

Bentrokan berlangsung selama beberapa jam sebelum akhirnya tentara Lebanon dikerahkan.

Pendukung Hizbullah menuduh partai Pasukan Kristen Lebanon di balik penembakan itu.

Dikutip dari Al Jazeera, bentrokan bermula saat pendukung kelompok Muslim Syiah Hizbullah berkumpul untuk memprotes hakim yang menyelidiki ledakan di pelabuhan Beirut.

Mereka berkumpul menyerukan pencopotan Hakim Tarek Bitar dari penyelidikan ledakan Pelabuhan Beirut.

Baca juga: 25 WNI Korban Perdagangan Orang di Suriah Dipulangkan dari Lebanon

Baca juga: Artileri Israel Kirim Tembakan Balasan setelah 3 Roket Lebanon Lewati Perbatasan

Palang Merah Lebanon mengatakan, sedikitnya enam orang tewas dan lebih dari 30 lainnya terluka dalam baku tembak.

Namun, identitas dan afiliasi para penembak belum jelas.

Tentara dikerahkan ke daerah itu dan mengirim pasukan untuk mencari orang-orang bersenjata tersebut.

Mereka mendesak warga sipil untuk meninggalkan daerah sekitar insiden.

Pejuang dari gerakan Syiah Hizbullah dan Amal membidik selama bentrokan di daerah Tayouneh, di pinggiran selatan ibu kota Beirut, pada 14 Oktober 2021.

Dalam sebuah pernyataan Hizbullah dan sekutunya, Amal, menuduh partai Pasukan Kristen Lebanon berada di balik penembakan itu.

“Kelompok-kelompok dari pihak Pasukan Lebanon menyebar di atap gedung dan langsung menembak dengan niat untuk membunuh,” bunyi pernyataan itu.

Hizbullah meminta pendukung mereka untuk tetap tenang dan tidak terpancing pada perselisihan.

Pemimpin Pasukan Lebanon, Samir Geagea, mengatakan dia mengutuk bentrokan yang terjadi pada hari Kamis.

Tetapi, dia tidak menanggapi tuduhan dari Hizbullah dan Amal.

“Alasan utama peristiwa ini adalah keberadaan senjata yang tersebar luas dan bebas, menjadi ancaman bagi warga di mana saja kapan saja,” katanya.

Presiden Michel Aoun mengatakan dalam sebuah pidato singkat, bentrokan itu adalah perbuatan yang menyakitkan dan tidak dapat diterima.

“Kami kembali ke hari-hari yang kami katakan tidak akan pernah kami lupakan dan tidak akan pernah kami ulangi lagi,” katanya dalam pidato yang disiarkan televisi.

Pernyataan tersebut merujuk pada perang saudara 15 tahun di Lebanon dari tahun 1975 hingga 1990.

Perdana Menteri Najib Mikati menyerukan ketenangan dan memperingatkan terhadap upaya untuk menyeret Lebanon ke dalam kekerasan.

Pejuang Syiah dari gerakan Hizbullah dan Amal membidik dengan senapan di tengah bentrokan di daerah Tayouneh, di pinggiran selatan ibu kota Beirut, pada 14 Oktober 2021.

Tentara Lebanon mengatakan telah menangkap sembilan orang, termasuk seorang Suriah, atas kekerasan tersebut, Kamis (14/10/2021).

Bentrokan bersenjata telah bergema di ibu kota Lebanon selama beberapa jam.

Bentrokan dengan baku tembak tersebut melibatkan penembak hebat dan granat berpeluncur roket.

Penduduk di lingkungan terdekat mengatakan bentrokan berlanjut ketika sukarelawan Pertahanan Sipil datang mengevakuasi keluarga yang terperangkap di antara baku tembak.

Kekerasan memuncak di tengah meningkatnya ketegangan atas penyelidikan ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut pada 4 Agustus 2020.

Para pengunjuk rasa berkumpul di ibu kota Lebanon dua hari setelah kritik paling pedas Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah terhadap Bitar.

Nasrallah menuduh hakim “menargetkan secara politis” pejabat dalam penyelidikannya.

Bitar telah berbulan-bulan mencoba menanyai mantan menteri Ali Hasan Khalil, Ghazi Zeiter, Nouhad Machnouk, Youssef Finianos, serta mantan Perdana Menteri Hasan Diab.

Khalil dan Zeiter tergabung dalam Gerakan Amal, sebuah partai Syiah yang dipimpin oleh Ketua Nabih Berri dan bersekutu erat dengan Hizbullah.

Hakim juga telah memanggil Kepala Keamanan Umum, Mayor Jenderal Abbas Ibrahim, dan Kepala Keamanan Negara, Mayor Jenderal Tony Saliba.

Namun, kementerian dalam negeri dan Dewan Pertahanan Tinggi tidak memberinya izin untuk melakukannya.

Baca juga: Ledakan Menghantam Sebuah Masjid di Afganistan saat Shalat Jumat, Puluhan Orang Tewas

Baca juga: Pasutri di Jepang Ditangkap Polisi, Diduga Jual Kabel Pengisi Baterai Menyerupai Buatan Apple

Lebih dari 200 orang tewas dan sekitar 6.500 terluka dalam ledakan di pelabuhan Beirut tahun lalu.

Itu terjadi ketika tumpukan besar amonium nitrat, yang telah disimpan dengan tidak aman di pelabuhan selama bertahun-tahun, meledak.

Ledakan itu adalah salah satu ledakan non-nuklir terbesar yang pernah tercatat, dan insiden tunggal paling merusak dalam sejarah bermasalah Lebanon.

Seluruh lingkungan ibu kota negara hancur.

(Tribunnews.com/Yurika)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini