Korea Utara Luncurkan Rudal Balistiknya ketika AS, Korea Selatan, dan Jepang akan Bertemu di Seoul

Penulis: Rica Agustina
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambar ini diambil pada 11 Oktober 2021 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) pada 12 Oktober menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tengah) berbicara di depan rudal balistik antarbenua (ICBM) yang ditampilkan selama pameran pengembangan pertahanan Bela Diri-2021 di Gedung Pameran Tiga Revolusi di Pyongyang.
Gambar ini diambil pada 11 Oktober 2021 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) pada 12 Oktober menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tengah) berbicara di depan rudal balistik antarbenua (ICBM) yang ditampilkan selama pameran pengembangan pertahanan Bela Diri-2021 di Gedung Pameran Tiga Revolusi di Pyongyang.

TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara meluncurkan rudal balistik di lepas pantai timurnya pada Selasa (19/10/2021), kata para pejabat di Korea Selatan dan Jepang.

Satu rudal balistik diluncurkan sekira pukul 10.17 waktu setempat dari sekitar Sinpo, kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS).

Sinpo adalah wilayah di Korea Utara yang dijadikan tempat menyimpan kapal selam serta peralatan untuk uji tembak rudal balistik yang diluncurkan kapal selam (SLBM).

Dikutip dari Channel News Asia, Korea Utara juga meluncurkan rudal jenis lain dari daerah itu.

Militer Korea Selatan telah memantau situasi dengan cermat dan menjaga kerjasama dengan Amerika Serikat (AS) untuk menghadapi kemungkinan peluncuran lanjutan.

Baca juga: Media Korea Utara Sebut Squid Game adalah Kenyataan Menyedihkan dari Kehidupan Sosial Korsel

"Militer kami memantau situasi dengan cermat dan menjaga postur kesiapan dalam kerja sama erat dengan Amerika Serikat, untuk mempersiapkan kemungkinan peluncuran tambahan," kata JCS dalam sebuah pernyataan.

Adapun peluncuran itu dilakukan ketika para kepala intelijen AS, Korea Selatan, dan Jepang akan bertemu di Seoul.

Pertemuan tersebut digelar untuk membahas kebuntuan dengan Korea Utara di tengah masalah lain.

Perwakilan dari ratusan perusahaan internasional dan militer internasional juga berkumpul di Seoul untuk upacara pembukaan Pameran Dirgantara dan Pertahanan Internasional (ADEX).

Ini akan menjadi pameran pertahanan terbesar Korea Selatan yang pernah ada.

Baca juga: Kim Jong Un Sebut Persenjataannya Hanya untuk Pertahanan, Salahkan Tekanan dari AS dan Korea Selatan

Di mana dalam pameran tersebut akan menampilkan pesawat tempur generasi berikutnya, helikopter serang, drone, dan senjata canggih lainnya, serta roket ruang angkasa dan desain kedirgantaraan sipil.

Diketahui, Korea Selatan sedang bersiap untuk menguji coba kendaraan peluncuran luar angkasa pertamanya pada hari Kamis.

Lebih lanjut, peluncuran rudal oleh Korea Utara terjadi ketika seorang utusan AS membuat seruan baru untuk pembicaraan dengan Pyongyang.

"Kami akan mengupayakan diplomasi dengan Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) untuk membuat kemajuan nyata yang meningkatkan keamanan Amerika Serikat dan sekutu kami," kata Sung Kim, perwakilan khusus AS untuk Korea Utara, setelah pembicaraan dengan mitranya dari Korea Selatan di Washington.

Sung Kim menegaskan, AS tidak memiliki niat bermusuhan dengan Korea Utara.

Korea Utara melakukan uji coba rudal anti-pesawat terbaru pada Kamis (30/9/2021). (AFP)

Untuk itu, dia berharap pihaknya dapat bertemu dengan Korea Utara tanpa syarat.

"Kami tidak memiliki niat bermusuhan terhadap DPRK dan kami berharap dapat bertemu dengan mereka tanpa syarat," kata Sung Kim.

Namun, sekutu memiliki tanggung jawab untuk menerapkan resolusi Dewan Keamanan PBB, tambah Sung Kim.

Resolusi yang dimaksud mengacu pada sanksi internasional terkait nuklir yang ingin dicabut oleh Korea Utara.

Untuk diketahui, negosiasi nuklir antara Washington dan Pyongyang telah terhenti selama lebih dari dua tahun.

Baca juga: WHO Kirim Bantuan untuk Penanganan Covid-19 ke Korea Utara

Hal itu terjadi karena ketidaksepakatan dalam pertukaran pelepasan sanksi yang melumpuhkan pimpinan AS terhadap Korea Utara dan langkah-langkah denuklirisasi Korea Utara.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah berjanji untuk memperkuat penangkal nuklirnya sejak perselisihan diplomatiknya dengan Presiden Donald Trump saat itu.

Pemerintahnya sejauh ini menolak tawaran pemerintahan Joe Biden untuk memulai kembali dialog tanpa prasyarat.

Menurut Korea Utara, Washington harus terlebih dahulu meninggalkan “kebijakan bermusuhan”, sebuah istilah yang terutama digunakan Korea Utara untuk merujuk pada sanksi dan latihan militer AS-Korea Selatan.

Baca juga artikel lain terkait Korea Utara

(Tribunnews.com/Rica Agustina)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Berita Populer

Berita Terkini