TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Seorang laki-laki Singapura berusia 27 tahun didakwa di pengadilan setempat pada Jumat ini karena menempatkan orang lain pada risiko terinfeksi virus corona (Covid-19).
Ia diketahui telah melanggar aturan untuk tetap tinggal di dalam kamar hotel dan menjalani masa karantinanya.
Laki-laki itu memilih kabur untuk menemui seorang perempuan dengan alasan makan malam (dinner).
Dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (22/10/2021), Ang Chenrui dituduh meninggalkan kamar hotelnya di JW Marriott Singapore South Beach sebanyak empat kali selama 14 hari masa karantinanya.
Menurut rilis berita yang dipublikasikan Immigration and Checkpoints Authority (ICA), Ang kembali ke Singapura pada 17 April lalu dan mendapatkan informasi untuk menjalani masa karantina.
Perintah tersebut mewajibkannya untuk tinggal di fasilitas khusus hingga 1 Mei 2021.
Ia pun kemudian dibawa ke hotel setelah mendapatkan izin pihak imigrasi, namun diduga melanggar aturan itu tiga hari kemudian.
Ang dituduh meninggalkan kamar hotelnya sekitar pukul 08.50 hingga 23.35 pada 20 April lalu.
Baca juga: Thailand akan Bebaskan Wajib Karantina bagi Wisatawan dari 45 Negara Mulai 1 November
Laki-laki itu diduga pergi ke Blok 416 Serangoon Central sebelum melakukan dinner dengan seorang perempuan di kedai kopi terdekat.
Selanjutnya, mereka diduga menuju NEX Shopping Centre.
Keesokan harinya, Ang dituduh kembali meninggalkan kamar hotelnya dan duduk di kursi yang ditempatkan di sepanjang koridor umum.
Kemudian pada 22 April, ia diduga meninggalkan kamar hotelnya untuk pergi ke lobi lantai dasar hotel.
"Pada dua kesempatan ini, ia kembali ke kamarnya setelah karyawan hotel melihatnya," kata ICA.
Lalu pada 24 April, Ang memperoleh persetujuan dari pihak berwenang untuk pergi ke Institut Kesehatan Mental (IMH) agar bisa melakukan konsultasi.
"Hotel pun mengatur waktu untuk membawa Ang ke IMH menggunakan transportasi khusus, namun saat Ang tiba di sana, ia tidak mendaftar untuk konsultasi," jelas ICA.
Sebaliknya, ia diduga pulang ke rumahnya dan kembali bertemu dengan perempuan itu.
Mereka kemudian pergi menuju Orchard Road dan ke sebuah restoran di dekat Stasiun MRT Farrer Park.
Setelah itu, Ang dikabarkan pulang kembali ke rumah.
"Hotel kemudian mengetahui bahwa Ang tidak mendaftar untuk konsultasi dan memberitahu ICA tentang hilangnya Ang. Petugas penegak ICA pun kemudian menemukan Ang di rumahnya, Ang kemudian dirawat di IMH di mana ia menjalani sisa masa karantinanya," kata pihak berwenang.
Kendati demikian, rincian pengakuan IMH terkait aktivitas karantina Ang pada April lalu tidak diungkapkan dalam rilis berita ICA maupun dokumen pengadilan.
Saat ini Ang tidak ditahan dan diberikan penawaran untuk membayar jaminan sebesar 10.000 dolar Singapura.
Ia pun dijadwalkan kembali ke pengadilan pada Desember mendatang untuk mengikuti proses sidang selanjutnya.
Perlu diketahui, terkait tuduhan mengekspos atau menempatkan orang lain pada risiko terinfeksi, maka Ang terancam hukuman penjara hingga enam bulan atau didenda hingga 10.000 dolar Singapura, maupun keduanya.