Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jumpa pers yang dihadiri 50 wartawan dalam dan luar negeri kemarin (26/10/2021) di hotel Grand Arc Hanzomon Chiyoda Tokyo ternyata dibayar 210.000 yen selama 2 jam untuk sewa ruangan buat jumpa pers Putri Mako dan Kei Komuro.
"Sewa ruangan tersebut 210.000 yen untuk dua jam dan mereka bayar bersama separuh-separuh biayanya dari uang pribadi mereka," papar sumber Tribunnews.com Rabu (27/10/2021).
Putri Mako dan Kei Komuro yang memberikan jumpa pers selama 11 menit itu menekankan dua hal yang menjadi keprihatinannya.
Pertama mengenai penyelesaian masalah finansial ibunda Kei, Kayo Komuro kepada Kei Komuro.
"Ada hal yang disalahtafsirkan dan salah pemberitaan selama ini. Pertama mengenai masalah finansial Kei. Jadi saya sendiri yang meminta Kei untuk menyelesaikan segera masalah finansialnya karena ibundanya dalam keadaan sakit," papar Putri Mako kemarin (26/10/2021).
Hal yang kedua mengenai sekolah Kei ke luar Jepang.
"Hal kedua, saya juga yang meminta Kei agar melanjutkan sekolahnya ke Amerika. namun saya tidak bisa membantu biaya sekolahnya. Upaya dia untuk belajar ke Amerika dan menyelesaikannya luar biasa," jelas Putri Mako kembali.
Masalah finansial keluarga Komuro juga disinggung Kei kemarin dalam jumpa persnya.
"Kami akan terus berupaya menyelesaikan masalah tersebut sampai selesai. April 2021 juga telah saya jelaskan dalam dokumen penjelasan soal masalah keuangan tersebut," ungkap Kei.
Penjelasan masalah keuangan sebanyak 28 halaman tersebut juga membuat banyak orang di Jepang bertanya-tanya.
"Kalau memang mau menyelesaikan dan pihak mantan tunangan ibunya belum mau menerimanya karena tidak bertemu langsung dengan Kayo, katanya lagi sakit saat ini, mengapa uangnya tidak dititipkan saja ke pengacara Kei, dipercayakan untuk penyelesaiannya kalau memang dia mau melunasi uang 4 juta yen lebihnya itu? Jadi tak usah Kei sendiri yang menyelesaikannya," ungkap sumber Tribunnews.com Rabu (27/10/2021).
Kei juga menyinggung dalam jumpa persnya dengan istilah "Doctor Stop" mengenai ibunya yang sedang sakit sehingga tak bisa bertemu mantan tunangannya dan tak bisa menyelesaikan masalah finansial, yang kemudian ditangani Kei Komuro.
"Istilah aneh Doctor Stop. kalau sakit biasanya kita sebut sakit. Kok pakai istilah begitu yang meragukan dan membingungkan maksudnya. Mengapa tidak terbuka terus terang soal ibunya? Apakah ini karena soal privasi atau hak asasi manusia? Kalau terbuka semua akan bisa lebih jelas bagi semuanya dan masalah cepat selesai," ungkap sumber Tribunnews.com lagi.
Persoalan kontroversial perkawinan keduanya menarik didiskusikan di grup Pecinta Jepang gratis bergabung. Kirimkan email ke: info@tribun.in