News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Angka Kelahiran Bayi di Norwegia Melonjak Akibat Kebijakan Lockdown Covid-19

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi bayi lahir.

TRIBUNNEWS.COM, OSLO - Kebijakan lockdown Covid-19 yang mengharuskan warga Norwegia berada di rumah menyebabkan angka kelahiran bayi di negara itu mengalami lonjakan.

Padahal sebelum pandemi, tingkat kesuburan di Norwegia telah turun selama bertahun-tahun yang mencapai titik terendah sepanjang masa yakni hanya 1,48 anak per perempuan pada 2020.

Meskipun ada rekor jumlah aborsi yang tergolong rendah.

Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (29/10/2021) pada 2021,jumlah anak yang lahir di Norwegia jauh lebih banyak jika dibandingkan tahun-tahun sebelum pandemi.

Ledakan angka kelahiran bayi ini, kali pertama dimulai saat Norwegia menerapkan sistem penguncian (lockdown) bagi warganya untuk menghentikan penyebaran Covid-19.

Kemudian itu berlanjut bahkan setelah pembukaan kembali negara itu setelah lockdown.

Dalam 9 bulan pertama pada 2021, lebih dari 2.037 anak lahir di Norwegia dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Baca juga: China Lockdown 3 Kota untuk Atasi Lonjakan Kasus Covid-19

Setelah penurunan tajam dalam jumlah kelahiran yang berlangsung selama beberapa tahun, 'gelombang pasang' kelahiran bayi ini terjadi di Norwegia di tengah pandemi.

Januari 2021 merupakan bulan pertama dalam beberapa tahun di mana Norwegia mengalami peningkatan angka kelahiran.

Anak-anak yang lahir ini dikandung sejak April 2020, tidak lama setelah Norwegia kali pertama menutup perbatasannya selama serangan pertama Covid-19.

"Ini menarik, paling tidak, ada penurunan jumlah kelahiran tahunan dari 63.000 menjadi 53.000 selama dua belas tahun," kata Ferenc Macsali dari Medical Birth Register di Institut Kesehatan Masyarakat Norwegia (FHI) dalam sebuah pernyataan.

Puncak kedua dan terbesar terjadi setelah musim panas pembatasan perjalanan.

Selanjutnya peningkatan terbesar terjadi pada Maret 2021, saat 8,3 persen lebih banyak anak lahir dibandingkan tahun sebelumnya.

Secara keseluruhan, tingkat kelahiran mengalami peningkatan di semua kabupaten dan wilayah Norwegia setelah penutupan, namun peningkatan terbesar terjadi di bagian utara negara itu.

Macsali menyampaikan bahwa tidak ada jawaban iilmiah yang bisa menjadi landasan mengapa ini terjadi.

Sebaliknya, masa krisis cenderung disertai dengan penurunan angka kelahiran.

"Menunda memiliki anak di masa krisis adalah hal yang biasa, jadi ini menyimpang dari polanya," jelas Macsali.

Pernyataannya itu merujuk pada laporan sebelumnya dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang menunjukkan bahwa ketidakpastian ekonomi mempengaruhi angka kelahiran secara negatif.

Demografer Svenn-Erik Mamelund dari Oslo Metropolitan University menunjukkan kepada portal penelitian Forskning bahwa pada 1918, saat flu Spanyol yang mematikan itu melanda Norwegia, angka kelahiran pun turun sebesar 6,3 persen.

"Namun, ini tampaknya tidak mempengaruhi angka di Norwegia. Angka awal untuk seluruh dunia menunjukkan bahwa Denmark, Belanda, Hongaria dan Kroasia juga telah meningkatkan angka kelahiran dari musim dingin dan musim semi 2021. Namun, untuk sebagian besar negara Eropa lainnya, tidak ada perubahan atau penurunan," tegas Macsali.

Sebelum mengalami ledakan kelahiran yang tidak terduga saat Covid-19, tingkat kesuburan Norwegia pun telah turun setiap tahun sejak 2009 silam, memecahkan beberapa rekor tahunan berturut-turut dan mencapai titik terendah sepanjang masa dengan hanya 1,48 anak per perempuan pada 2020, meskipun ada rekor jumlah aborsi yang rendah.

Di tengah tingkat kesuburan yang menurun, seperti rekan-rekan Nordiknya, Norwegia semakin kuat untuk menarik perhatian imigran dari negara-negara dekat dan jauh, sebagian untuk meringankan kesengsaraan demografisnya dan untuk memuaskan dahaga pasar akan tenaga kerja.

Saat ini, jumlah imigran mencapai 18,2 persen dari 5,3 juta penduduk Norwegia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini