Perekonomian Korea Utara Mulai Membaik
Dari mencetak kupon sebagai uang pengganti hingga membiakkan angsa hitam hias untuk dimakan, Korea Utara dipaksa untuk berinovasi untuk menangani krisis ekonomi.
Dengan berakhirnya panen, pengamat internasional mengatakan situasi pangan dan ekonomi Korea Utara berbahaya.
Ada tanda-tanda bahwa negara itu meningkatkan perdagangan dan menerima pengiriman besar bantuan kemanusiaan melalui China.
Badan Intelijen Korea Selatan mengatakan pada sidang parlemen tertutup bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah mengeluarkan perintah yang menyerukan agar setiap butir beras diamankan dan upaya habis-habisan diutamakan untuk pertanian.
Namun, badan mata-mata itu menilai panen di Korea Utara tahun ini mungkin lebih baik daripada tahun lalu karena cuaca yang lebih cerah.
Perekonomian Korea Utara juga akan membaik dengan mengambil langkah-langkah untuk membuka kembali perbatasannya dengan China dan Rusia dalam beberapa bulan mendatang, kata anggota parlemen kepada wartawan.
Baca juga: Kim Jong Un Akui Negaranya Dilanda Krisis Pangan, Harga 1 Kg Pisang di Pyongyang Capai Rp641 Ribu
Baca juga: Krisis Pangan di Korea Utara, Harga Bahan Makan Non-pokok Ikut Meroket, Kopi Sebungkus Rp 1,4 Juta
Untuk diketahui, Korea Utara telah lama menderita kekurangan pangan.
Menurut pengamat, hal itu terjadi karena kesalahan dalam mengurus perekonomian negara itu.
Kondisi itu diperburuk oleh sanksi internasional atas senjata nuklirnya, bencana alam, dan sekarang pandemi Covid-19, yang mendorong penguncian perbatasan yang belum pernah terjadi sebelumnya di sana.
Kim Jong Un telah mengakui situasi pangan yang "tegang" dan meminta maaf atas pengorbanan yang harus dilakukan warga untuk mencegah wabah virus corona.
Namun dia juga mengatakan ekonomi membaik tahun ini, dan Korea Utara membantah laporan dari penyelidik PBB bulan ini yang mengatakan ribuan orang yang paling rentan berisiko kelaparan.
Baca juga artikel lain terkait Korea Utara
(Tribunnews.com/Rica Agustina)