Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perdana Menteri Fumio Kishida melakukan perjalanan dengan pesawat sewaan ANA untuk melakukan perjalanan ke daerah Tohoku, Hokuriku, dan Shikoku dalam pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat.
Perdana menteri Partai Demokrat Liberal telah menggunakan pesawat sewaan dalam kampanye pemilihan sejak pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat. Misalnya Taro Aso, pada Agustus 2009.
"Dapat dikatakan bahwa itu adalah tanda ketidaksabaran Perdana Menteri Kishida yang ingin memberikan banyak pidato sorak-sorai saat medan perang pemilu ini menyebar ke seluruh negeri," ungkap sumber politik Tribunnews.com Jumat (29/10/2021).
Perdana Menteri meninggalkan asrama Dewan Perwakilan Rakyat di Akasaka, Tokyo pada pagi hari tanggal 28 Oktober lalu memberikan pidato sorak-sorai di Prefektur Aomori, Akita, Niigata, Ishikawa, dan Kagawa.
Selanjutnya menggunakan mobil dari Kota Aomori ke Kota Odate, Prefektur Akita, tetapi setelah itu menggunakan penerbangan charter ANA untuk bepergian melalui udara.
Di Kota Odate, PM Kishida tampak mengeluh, "Saya ingin Anda mendorong pertempuran sengit dengan kekuatan Anda sendiri. Saya bergegas dengan perasaan yang kuat."
Hingga tanggal 27 Oktober, Perdana Menteri menggunakan penerbangan reguler dari dan ke Bandara Haneda untuk pergi ke tujuan pidato.
Setelah itu melakukan perjalanan dengan kereta api atau mobil. Tampaknya kampanye pemilu mendekati tahap akhir, dan telah dimasukkan ke dalam "tangan belakang" untuk mempersingkat waktu tempuh.
Seorang pejabat LDP mengatakan, "Mantan Perdana Menteri Shinzo Abe sering pergi ke pemilihan dengan 'mengejutkan'. Kali ini, dia tidak bisa berkeliling jarak dekat tanpa menggunakan pesawat sewaan."
Menurut pemberitaan "Harian Perdana Menteri" terbitan Mainichi Shimbun, yang melaporkan pergerakan hari Perdana Menteri, misalnya Taro Aso terpilih untuk pemilihan Dewan Perwakilan pada Agustus 2009.
Kemudian dibandingkan dengan Naoto Kan dari Partai Demokrat Jepang (oposisi) untuk pemilihan Dewan Penasihat pada Juli 2010, ternyata Aso terpilih dan Kan kalah karena menggunakan pesawat sewaan, tulis koran khusus tersebut.