Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Hingga pukul 23.00 waktu setempat (Jepang--Red), Minggu (31/10/2021), terlihat hasil pemilihan anggota parlemen majelis rendah (DPR Jepang), yang menunjukkan Partai Liberal Demokrat (LDP) dan Komeito kembali meraih kursi mayoritas koalisi dengan jumlah mencapai 238 kursi.
Partai LDP memperoleh 212 kursi dan Komeito memperoleh 26 kursi sehingga total mencapai 238 kursi.
Sebagai informasi, angka mayoritas haruslah sedikitnya mencapai angka 233 kursi.
"Kursi lainnya lagi kami yakin akan diperoleh dengan mudah oleh LDP maupun Komeito dalam perhitungan dekat ini," ungkap sumber Tribunnews.com, seorang politisi Jepang malam ini (31/10/2021) jam 23:00 waktu Jepang.
Pemilu nasional empat tahun sebelumnya (2017) LDP memperoleh 279 kursi dan Komeito memperoleh 29 kursi. Saat tahun 2017 PM Jepang adalah Shinzo Abe.
Baca juga: Survei NHK: 61% Masyarakat Jepang Mendukung Kabinet PM Fumio Kishida
Partai oposisi yang dipimpin oleh Partai Demokratik Konstitutional hanya memperoleh 66 kursi.
Sebagai catatan, pada tahun 2017 mereka memperoleh 109 kursi.
Total kursi partai oposisi beserta partai komunis, sosialis, Ishin no kai dan lainnya hingga pukul 23.00 waktu Jepang hanya mencapai 113 kursi.
Menarik diperhatikan adalah partai Ishin no Kai yang berhasil meraih 33 kursi saat ini padahal tahun 2017 hanya 11 kursi saja.
"Banyak anak muda berpindah ke Ishin no Kai saat ini. Banyak solusi partai tersebut menarik bagi anak muda Jepang saat ini," papar Kensuke Takayasu, Seikei University Faculty of Law, Department of Political Science and Director of Center for Asian and Pacific Studies kepada Tribunnews.com tanggal 29 Oktober lalu.
Dengan kemenangan koalisi LDP dan Komeito ini pemerintahan Jepang akan berjalan dengan tenang kembali tanpa gangguan oposisi lagi mulai besok karena berhasil meraih kursi mayoritas anggota parlemen nasional saat ini.
Baca juga: Baru 21,49 Persen Pemilih Menggunakan Hak Suaranya di Pemilihan Majelis Rendah Jepang
Tingkat partisipasi nasional pemilih warga Jepang yang disusun oleh Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi adalah 31,64% pada pukul 18:00, atau 1,65 poin lebih tinggi dari pemilihan sebelumnya pada tahun 2017.
Jumlah pemilih tertinggi menurut prefektur adalah 37,25% di prefektur Niigata, diikuti oleh 36,35% di prefektur Yamagata dan 34,92% di prefektur Iwate.
Yang terendah adalah 23,71% di prefektur Akita, diikuti oleh 26,66% di prefektur Okinawa.
Di sisi lain, jumlah pemilih sebelum tenggat waktu adalah 20.584.842, yang merupakan 19,49% dari seluruh pemilih, atau berkurang 795.135 dari rekor tertinggi pada pemilu sebelumnya pada 2017.
Periode terpendek setelah perang dari pelantikan Perdana Menteri hingga pemungutan suara.
Pemungutan suara untuk pemilihan DPR (anggota majelis rendah parlemen Jepang) yang ke-49 berakhir pada 31 Oktober 2021.
Pemungutan suara dilakukan hanya 27 hari telah berlalu sejak Perdana Menteri Fumio Kishida menjabat.
Periode dari pelantikan Perdana Menteri hingga pemungutan suara adalah yang terpendek setelah perang. Jangka pendek persiapan pemilu yang tidak biasa.
Sebagai catatan, PM yang memiliki masa jabatan terpendek adalah Tsutomu Hata tahun 1994 selama 64 hari, setelahnya Sosuke Uno shanya selama 69 hari dan Morihiro Hosokawa 263 hari.