TRIBUNNEWS.COM - Setidaknya 100 orang hilang di tengah reruntuhan gedung perumahan mewah yang sedang dibangun di tengah kota Lagos, Nigeria ambruk, Senin (1/11/2021).
Dilansir CNA, saksi mata mengatakan banyak pekerja konstruksi yang terjebak di bawah tumpukan puing dan beton.
Satu jenazah ditemukan dan tiga orang korban selamat berhasil ditarik keluar pada Senin malam waktu setempat oleh petugas penyelamat.
Sementara itu, menurut laporan BBC, sedikitnya ada empat orang tewas dan puluhan korban masih hilang.
Baca juga: Berkantor di Indonesia, WN Nigeria Lakukan Penipuan Black Dollar, Korbannya di Thailand-Filipina
Baca juga: Biden Negatif Covid-19, Usai Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki Terinfeksi Virus Corona
Penduduk setempat dan petugas masih mencari korban yang terjebak di antara puing bangunan dan logam yang bengkok.
Sejauh ini, ada empat korban selamat yang sudah dievakuasi.
Lokasi gedung itu merupakan area komersial di Nigeria yang memiliki banyak blok apartemen yang sedang dibangun.
Menurut sumber, setidaknya ada 100 orang yang sedang bekerja saat gedung itu roboh.
Petugas penyelamat menggunakan eskavator untuk menggali reruntuhan bangunan.
Korban yang selamat langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Pemerintah negara bagian Lagos mengatakan, bangunan tersebut memiliki 22 lantai.
Kini pihak berwenang sedang menyelidiki adanya kerusakan yang berimbas pada gedung-gedung di sekitarnya.
Gedung yang runtuh ini merupakan bagian dari kompleks bernama 360 Degrees Towers yang dibangun pengembang swasta Fourscore Homes Limited.
Kompleks itu ditujukan sebagai wilayah dengan apartemen mewah, town house, dan penthouse.
Dalam brosurnya, perusahaan menawarkan "gaya hidup bebas stres, lengkap dengan gaya hotel".
Unit termurah dijual seharga US$1,2 juta (Rp 17,1 miliar dengan kurs saat ini).
Insiden bangunan runtuh kerap terjadi di Nigeria.
Baca juga: China Batasi Pembangunan Gedung Pencakar Langit, Kota Kecil Hanya 150 Meter
Baca juga: Buntut Kudeta, Uni Afrika Tangguhkan Keanggotaan Sudan
Pembangunan kerap menyalahi aturan, bahkan sering menggunakan bahan bangunan di bawah standar.
Dilansir BBC, pada 2019 lalu sebuah gedung sekolah runtuh dan menewaskan 10 orang.
Kemudian pada 2014, sebuah gedung enam lantai runtuh di tengah acara kebaktian.
Sebanyak 116 orang tewas dalam insiden itu.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)