News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rusia Mulai Memasok Sistem Rudal Pertahanan Udara S-400 ke India Meski Ada Risiko Sanksi AS

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin. Presiden Rusia Vladimir Putin mengikuti KTT online para pemimpin APEC melalui tautan video di Moskow pada 12 November 2021.

TRIBUNNEWS.COM - Rusia mulai memasok sistem rudal pertahanan udara S-400 ke India, lapor kantor berita Rusia pada Minggu (14/11/2021) berdasar pernyataan Kepala Badan Kerja Sama Militer Rusia, Dmitry Shugayev.

Mengutip Reuters, dengan pasokan yang baru dikirim oleh Rusia ini menempatkan India pada risiko sanksi dari Amerika Serikat (AS), di bawah Undang-Undang AS tahun 2017 yang mengatur/mencegah transaksi perangkat keras militer Rusia.

"(Pengiriman) pasokan pertama sudah dimulai," kata Shugayev mengutip Interfax pada hari Minggu di sebuah pameran dagang kedirgantaraan di Dubai.

Baca juga: Perbatasan Negara Dipenuhi Pengungsi, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko Justru Main Hoki Es

Baca juga: 3 Pasangan Bukan Suami Istri di Banjarnegara Terciduk Nginap di Hotel, Ada yang Berusia 52 Tahun

Presiden Rusia Vladimir Putin. Presiden Rusia Vladimir Putin mengikuti KTT online para pemimpin APEC melalui tautan video di Moskow pada 12 November 2021. (Mikhail Metzel / POOL / AFP)

Ia mengatakan bahwa unit pertama sistem S-400 akan tiba di India pada akhir tahun ini.

Kesepakatan senilai $5,5 miliar untuk lima sistem rudal permukaan-ke-udara jarak jauh, menurut India dibutuhkan untuk melawan ancaman dari China.

India menghadapi berbagai sanksi keuangan dari Amerika Serikat di bawah Undang-Undang Melawan Musuh Amerika Melalui Sanksi (CAATSA), yang menyebut Rusia sebagai musuh bersama Korea Utara dan Iran atas tindakannya terhadap Ukraina, campur tangan dalam pemilihan AS 2016 dan bantuan ke Suriah.

New Delhi mengatakan memiliki kemitraan strategis dengan Amerika Serikat dan Rusia, sementara Washington mengatakan kepada India bahwa tidak mungkin mendapatkan pengabaian dari CAATSA.

Baca juga: Cegah Para Migran Masuki UE, Turki dan Maskapai Belarusia Hentikan Penerbangan untuk Timur Tengah

Baca juga: AS Jual Rudal US$ 650 Juta ke Arab Saudi, Upaya Mencegat Serangan Udara Houthi

Sebelumnya pada 2020, Amerika Serikat memberlakukan sanksi mengutip CAATSA pada sekutu NATO Turki karena memperoleh rudal S-400 dari Rusia.

Sanksi tersebut menargetkan badan pengadaan dan pengembangan pertahanan utama Turki, Kepresidenan Industri Pertahanan.

Washington juga mengeluarkan Turki dari program jet tempur siluman F-35, pesawat paling canggih di gudang senjata AS, yang digunakan oleh anggota NATO dan sekutu AS lainnya.

Rusia mengaku telah menawarkan bantuan kepada Turki dalam mengembangkan jet tempur canggih, tetapi sejauh ini belum ada kesepakatan yang tercapai.

"Kami masih dalam tahap negosiasi proyek ini," kata Shugayev seperti dikutip kantor berita RIA, Minggu.

Berita lain terkait Rudal

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini