Menurut Suryo,kebijakan ini terbatas dan bertahap. Singapura belajar dari pengalaman sebelumnya.
Satu negara dibatasi jumlah pengunjung hanya 300-400 orang perhari. Jumlah pengunjung disesuaikan dengan kemampuan staf di bandara melakukan tes PCR.
"Disesuaikan jumlah ketersediaan rumah sakit kalau orang orang tersebut membutuhkan perawatan. Jadi mereka terukur sekali," ungkapnya pada kanal siaran Radio Sonora, Selasa (16/11/2021).
Baca juga: Airlangga: Kasus Covid-19 RI Masih Lebih Baik, Dibandingkan Singapura hingga Australia
Dari hasil pemantauan sejak September sampai sekarang, pandemi Covid-19 cukup terkendali. Menurut Suryopratomo, dari 1000 orang yang datang, kasus positif hanya satu orang.
Baca juga: Singapura Tunda Eksekusi Mati Warga Malaysia yang Terinfeksi Covid-19
Untuk memasuki Singapura, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Pertama, orang yang akan pergi ke Singapura telah melakukan vaksin dua kali penyuntikan.
Kedua, penerbangan yang dilakukan oleh calon pengunjung tidak melakukan transit.
Ketiga pesawat yang digunakan singapura, membawa penumpang yang seluruhnya sudah divaksin.
"Sehingga potensi penularan penumpang itu sangat rendah. Ini membuat singapura percaya diri datang ke singapura. Saat ini kedatangan total 25.000 orang yang sudah masuk. Ini bertahap," katanya lagi.
Pemerintah Singapura melakukan sangat yakin dengan pembukaan pintu masuk bagi negara lain. Hal ini juga karena semua warga dilakukan testing dan hasil PCR juga jelas.
Sejauh ini memang belum ditemukan kasus varian yang lain. Baru varian Delta yang membuat kasus bulan Juli di Singapura Meningkat cukup tinggi. Rata-rata 2000-3000 kasus perhari. Tapi 99,9 persen sehat kembali.
"Yang dirawat itu hanya 0,3 persen, meninggal 0,2 -0,3 persen. Relatif rendah sehingga Singapura lumayan percaya diri karena vaksin telah mencapai 85 persen,"pungkasnya.
>