Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pemerintah Jepang membuat pedoman desain lahan pertanian dan lereng untuk panel pembangkit listrik tenaga surya.
"Mengenai "pembangkit listrik tenaga surya", yang merupakan salah satu energi terbarukan di mana pemerintah pusat Jepang menempatkan prioritas tertinggi pada realisasi masyarakat bebas karbon, pedoman desain telah disusun untuk mengurangi kerusakan fasilitas pembangkit listrik akibat angin topan dan lainnya. Metode desain dan konstruksi di lingkungan khusus telah terwujud," ungkap sumber Tribunnews.com, Kamis (18/11/2021).
Pengenalan "pembangkit listrik tenaga surya" telah berkembang pesat sejak sistem feed-in tariff untuk energi terbarukan yang dimulai pada tahun 2012 setelah Gempa Besar Jepang Timur.
Peralatannya rusak satu demi satu karena bencana alam seperti angin topan dan hujan lebat.
Dalam beberapa tahun terakhir, lereng, lahan pertanian, dan peralatan di atas air, yang semakin banyak dipasang, juga telah rusak.
Sehingga pedoman yang secara khusus menjelaskan tindakan pencegahan untuk desain dan konstruksi di lingkungan khusus tersebut telah disusun dan diterbitkan agar tak merusak lahan pertanian dan lereng gunung.
Baca juga: Gelombang ke-6 Pandemi Corona di Jepang Diperkirakan Memuncak 13 Januari 2022
Dari jumlah tersebut, dalam hal pemasangan di lereng, perlu dilakukan survei tanah terlebih dahulu untuk mencegah keluarnya tanah dan pasir, dan untuk melindungi lereng dan memasang fasilitas drainase dengan memperhatikan peraturan pemerintah setempat.
Juga, dalam kasus lahan pertanian, penting untuk mengambil tindakan untuk mencegah keruntuhan rantai akibat tabrakan mesin pertanian seperti penggarap dan untuk melindungi kabel untuk mencegah sengatan listrik, diperlukan untuk memperbaikinya setelah menerima petunjuk tersebut.
"Untuk mempopulerkan pembangkit listrik fotovoltaik, perlu tidak hanya untuk mengurangi biaya tetapi juga untuk meningkatkan keselamatan dan keandalan. Saya akan seperti Anda untuk menggunakan ini sebagai referensi untuk merancang sehingga kita semua akhirnya dapat berkontribusi pada pengurangan karbon dioksida," kata Peneliti Senior Mitsuhiro Yamazaki dari Energi Baru dan Organisasi Pengembangan Teknologi Industri (NEDO), yang merangkum pedoman tersebut.
Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI) sedang mempertimbangkan pedoman tersebut dengan maksud untuk memasukkannya sebagai pedoman untuk standar teknis "pembangkit listrik tenaga surya" dalam tahun anggaran ini.
Di berbagai desa di Jepang umumnya menggunakan tenaga listrik tenaga surya saat ini sehingga tidak lagi tergantung kepada pasokan listrik pusat.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.