News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Giliran Presiden Rusia Vladimir Putin yang Disuntik Dosis Booster Vaksin Covid-19

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin.

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada hari Minggu kemarin, dirinya telah mendapatkan dosis ketiga atau penguat (booster) vaksin virus corona (Covid-19), saat negara itu berjuang menghadapi gelombang baru virus tersebut.

"Saya telah mendapatkannya," kata Putin dalam saluran televisi pemerintah Rossiya 24.

Ia pun meyakinkan warganya yang menyaksikan melalui tayangan televisi bahwa suntikan vaksin Sputnik-V yang diterimanya tidak menimbulkan rasa sakit.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (22/11/2021), pihak berwenang sedang berjuang meyakinkan warga Rusia untuk melakukan vaksinasi.

Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Terima Suntikan Booster Vaksin Covid-19

Karena saat ini gelombang baru virus tersebut telah membunuh banyak warga di negara itu setiap harinya.

Menurut data situs web Gogov, meskipun Rusia memiliki beberapa jenis vaksin yang diproduksi sendiri termasuk Sputnik-V, namun hanya 36,7 persen dari populasinya yang telah divaksinasi secara penuh.

Sementara itu, Putin yang mengaku menentang vaksinasi wajib universal, tetap mendukung langkah-langkah yang diambil di beberapa daerah untuk kategori tertentu.

Hingga saat ini, Rusia secara resmi telah mencatat lebih dari 9,3 kasus infeksi Covid-19 dan lebih dari 264.000 kematian.

Baca juga: Pengembang Vaksin Sputnik V Kembangkan Obat Mengandung Antibodi untuk Terapi Covid-19

Angka ini menjadikan Rusia sebagai negara yang paling terpukul pandemi di kawasan Eropa.

Kendati demikian, menurut angka dari badan statistik Rosstat yang bekerja menggunakan definisi kematian terkait Covid-19 yang lebih luas, jumlah korban sebenarnya dari pandemi di negara itu mendekati angka 450.000 pada akhir September lalu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini