TRIBUNNEWS.COM - Ahli virologi mempelajari lebih lanjut tentang varian virus corona yang pertama kali diidentifikasi di Botswana, Afrika Selatan.
Varian baru itu dilaporkan lebih cepat menginfeksi dibanding versi lain di wilayah Afrika Selatan.
Melansir NPR, varian B.1.1.529 dilaporkan memiliki mutasi dua kali lebih banyak dibanding varian Delta, yang menjadi varian dominan di sebagian besar dunia selama musim panas.
Baca juga: Muncul Varian Baru, Singapura Akan Batasi Perjalanan dari 7 Negara Afrika
Baca juga: Inggris Waspadai Varian Covid-19 Baru dari Afrika Selatan, Disebut Berpotensi Kalahkan Vaksin
Belum jelas apakah mutasi membuat varian ini lebih menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah, tetapi para peneliti mengatakan tingginya jumlah mutasi pada "lonjakan protesin".
Terlepas dari penyebaran varian ini, jumlah kasus Covid-19 di Afrika Selatan masih jauh di bawah lonjakan Delta awal tahun ini.
Sampai ada informasi lebih rinci mengenai varian tersebut, otoritas kesehatan di Inggris mengambil tindakan pencegahan dengan membatalkan penerbangan dari enam negara di Afrika selatan, menambahkannya ke "daftar merah" negara itu untuk pelancong.
Baca juga: Varian Baru Virus Corona B.1.1 529 dari Afrika Selatan Memiliki 30 Mutasi, WHO Gelar Rapat
Baca juga: Para Ilmuwan Mendeteksi Varian Baru COVID-19 di Afrika Selatan
Pertemuan darurat WHO
Organisasi Kesehatan Dunia telah mengadakan pertemuan darurat pada hari Jumat untuk membahas varian tersebut.
Jika ditentukan untuk kepentingan atau perhatian khusus, kemungkinan akan diberi nama "Nu", huruf Yunani berikutnya dalam skema penamaan saat ini.
Berita lain terkait dengan Varian Virus Corona
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)