TRIBUNNEWS.COM - Inggris, Jerman, dan Italia menjadi negara terbaru yang mendeteksi kasus varian baru virus corona (Covid-19) Omicron.
Dikutip dari Aljazeera, varian Omicron ditetapkan sebagai variant of concern (VOC) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena berpotensi lebih menular daripada varian sebelumnya.
Meski demikian, para ahli belum dapat memastikan apakah varian Omicron dapat menyebabkan pandemi lebih parah atau tidak dibandingkan varian lainnya.
Adapun dua kasus varian Omicron ditemukan di Inggris pada Sabtu (27/11/2021) terkait perjalanan ke Afrika Selatan, kata Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid.
Berbicara kemudian, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menguraikan langkah-langkah yang mencakup aturan test Covid-19 yang lebih ketat untuk orang-orang yang tiba di negara itu.
Baca juga: Belanda Deteksi 61 Kasus Covid dari Penerbangan Afrika Selatan, Beberapa di Antaranya Varian Omicron
Johnson juga menghentikan pembatasan aktivitas sosial dan mewajibkan pemakaian masker.
"Kami akan meminta siapa pun yang memasuki Inggris untuk melakukan tes PCR pada akhir hari kedua setelah kedatangan mereka dan mengisolasi diri sampai mereka mendapatkan hasil negatif," kata Johnson dalam konferensi pers.
Siapa pun yang melakukan kontak dengan orang yang dites positif untuk kasus dugaan varian Omicron harus menjalani karantina selama 10 hari.
Langkah-langkah pencegahan penularan varian Omicron akan ditinjau kembali dalam tiga minggu, tambah Johnson.
Kepala petugas medis Inggris, Chris Witty, mengatakan pada konferensi pers yang sama bahwa masih banyak ketidakpastian tentang varian Omicron.
Baca juga: Antisipasi Varian Baru Omicron, Epidemiolog Minta Pemerintah Lakukan Dua Hal Ini
Akan tetapi ada kemungkinan yang masuk akal bahwa setidaknya akan ada beberapa tingkat vaksin yang dapat mengatasi varian itu.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan di negara bagian Bavaria Jerman juga mengumumkan dua kasus varian yang sudah terkonfirmasi.
Kedua orang terinfeksi itu memasuki Jerman melalui bandara Munich pada 24 November, sebelum Jerman menetapkan Afrika Selatan sebagai daerah varian Omicron dan sekarang memberlakukan isolasi, kata kementerian itu.
Kementerian tidak memberikan pernyataan secara eksplisit bahwa kedua orang itu telah melakukan perjalanan dari Afrika Selatan.
Lebih lanjut, di Italia, Institut Kesehatan Nasional mengatakan kasus varian baru telah terdeteksi di Milan pada seseorang yang berasal dari Mozambik.
Otoritas kesehatan Ceko juga mengatakan mereka sedang memeriksa kasus dugaan varian Omicron pada seseorang yang menghabiskan waktu di Namibia.
Sementara Kementerian Kesehatan Denmark mengatakan kemungkinan menemukan kasus varian Omicron pada dua orang yang tiba dari Afrika Selatan.
Di Belanda, otoritas kesehatan setempat mengatakan varian Omicron hampir pasti di antara beberapa dari 61 penumpang yang dites positif setelah tiba dengan dua penerbangan dari Afrika Selatan.
Seorang juru bicara Perusahaan Dirgantara Kerajaan (KLM), cabang Belanda dari Air France, mengatakan para penumpang dalam penerbangan itu telah dites negatif atau menunjukkan bukti vaksinasi sebelum naik pesawat di Cape Town dan Johannesburg.
"Terlalu jauh untuk mengatakan kami terkejut dengan tingginya jumlah kasus, tapi kami tidak punya penjelasan," kata juru bicara KLM.
Baca juga: India Segera Evaluasi Rencana Pelonggaran Pembatasan Covid-19, Antisipasi Varian Omicron
Otoritas kesehatan berusaha menghubungi sekitar 5.000 penumpang lain yang telah melakukan perjalanan dari Afrika Selatan, Botswana, Eswatini, Lesotho, Mozambik, Namibia atau Zimbabwe sejak Senin untuk mendesak mereka melakukan tes Covid-19 sesegera mungkin.
Diberitakan sebelumnya, varian Omicron yang memiliki beberapa mutasi yang dapat membawa risiko infeksi ulang, pertama kali ditemukan oleh para ilmuwan di Afrika Selatan dan sejak itu juga telah terdeteksi di Belgia, Botswana, Israel, dan Hong Kong.
WHO telah memperingatkan bahwa perlu beberapa minggu untuk mengetahui apakah mutasi yang baru ditemukan membuat virus lebih mematikan atau menular.
Meskipun ahli epidemiologi mengatakan pembatasan perjalanan mungkin sudah terlambat untuk menghentikan varian Omicron beredar secara global, banyak negara di seluruh dunia, ermasuk Brasil, Kanada, negara-negara Uni Eropa, dan Amerika Serikat mengumumkan larangan atau pembatasan perjalanan dari Afrika Selatan pada hari Jumat (26/11/2021).
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) dan Departemen Luar Negeri AS pada hari Sabtu menambahkan pembatasan perjalanan yang diumumkan sebelumnya oleh Washington, menyarankan agar tidak bepergian ke delapan negara Afrika Selatan.
Baca juga: Mengenal Omicron, Varian Baru Covid-19 yang Terdeteksi di Afrika Selatan, Berpotensi Lebih Menular
Pada hari Sabtu, Australia mengatakan akan melarang non-warga negara yang telah berada di sembilan negara Afrika Selatan untuk masuk dan akan memberlakukan karantina 14 hari yang diawasi untuk warga negara Australia yang kembali dari sana.
Inggris mengatakan sedang memperluas daftar merah untuk menempatkan pembatasan perjalanan di lebih banyak negara Afrika Selatan.
Sementara Hungaria, Kuwait, Oman, Korea Selatan, Sri Lanka, dan Thailand juga mengumumkan pembatasan perjalanan di negara-negara Afrika Selatan.
Di Afrika Selatan sendiri, ada kekhawatiran pembatasan perjalanan akan merugikan pariwisata dan sektor lain dari ekonomi.
Baca juga artikel lain terkait Virus Corona
(Tribunnews.com/Rica Agustina)