News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Di Jepang Ada Sekitar 10.000 Tempat Pemberhentian Bus Yang Berbahaya

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemberhentian bus Mitsuzawa di Kanagawa yang telah diberikan pagar batas pengaman dengan jalan mobil sehingga penumpang dapat turun dengan nyaman dan aman di lokasi tersebut

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO -  Jumlah "halte bus berbahaya" yang terletak tepat di sebelah penyeberangan pejalan kaki atau persimpangan dan memiliki risiko kecelakaan lalu lintas tinggi di Jepang ternyata ada sekitar 10.000 lokasi saat ini di Jepang.

"Dari jumlah itu ternyata hanya sekitar 13% atau sekitar 1400 lokasi saja yang telah mengambil antisipasi atau langkah-langkah mengurangi resiko kecelakaan bagi penumpangnya," papar sumber Tribunnews.com Rabu (1/12/2021).

Sebanyak 1.400 lokasi penghentian bus yang telah mengambil langkah-langkah keamanan seperti relokasi, dan lebih dari 8.000 masih berbahaya, tampaknya tidak mudah melakukan relokasi.

"Ada tiga pihak yang harus dihubungi perusahaan bus untuk memindahkan lokasi penghentian bis di pinggir jalan," papar ahli lalu lintas Jepang Hiromushi Nakajima Rabu (1/12/202).

 Tiga pihak itu adalah pihak kepolisian, harus ada ijin dari polisi untuk pemindahan. Lalu ijin dari masyarakat setempat dan ijin dari pihak kelompok masyarakat yang ada di lokasi yang baru.

"Apabila mau cepat ya perusahaan bus harus membeli tanah lokasi di tempat penghentian yang aman dan itu tidak murah dan rasanya tidak akan dilakukan mereka karena terlalu mahal biaya operasinya," tambah Nakajima.

Diskusi transportasi Jepang dilakukan grup pecinta Jepang dapat bergabung gratis lewat email info@tribun.in

Beberapa waktu lampau telah terjadi beberapa kecelakaan penumpang bis yang turun dan menyebrang jalan lalu ditabrak mobil yang tak melihatnya karena tertutup bus umum yang ada di seberang jalan.

Kecelakaan pun termasuk melibatkan korban anak sekolah dasar Jepang sehingga menjadi perhatian sangat besar termasuk dari PM Jepang Yoshihide Suga saat itu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini