News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Aung San Suu Kyi Dijatuhi Hukuman 4 Tahun Penjara oleh Pengadilan Myanmar

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dalam file foto yang diambil pada 22 September 2012, Aung San Suu Kyi menghadiri sebuah acara di Perpustakaan Low Memorial di Universitas Columbia di New York. Aung San Suu Kyi dijatuhi hukuman 4 tahun penjara.

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin terguling Myanmar, Aung San Suu Kyi telah dijatuhi hukuman empat tahun penjara oleh pengadilan pada Senin (6/12/2021).

Aung San Suu Kyi dinyatakan bersalah atas tuduhan menghasut perbedaan pendapat terhadap militer dan melanggar aturan COVID-19.

"(Aung San Suu Kyi) dihukum dua tahun penjara menurut pasal 505(b) dan dua tahun penjara menurut undang-undang bencana alam", kata juru bicara junta, Zaw Min Tun, dilansir dari CNA.

Itu merupakan vonis pertama untuk Aung San Suu Kyi.

Baca juga: Jejak Karier Politik Aung San Suu Kyi: Perjuangkan Demokrasi Myanmar hingga Divonis 4 Tahun Penjara

Baca juga: Pasukan Keamanan Myanmar Menabrakkan Mobil ke Demonstran Anti-Kudeta, Lima Orang Tewas

Dalam foto file yang diambil pada 17 Juli 2019 ini, Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi berbicara selama upacara pembukaan Pusat Inovasi Yangon di Yangon. (STR / AFP)

Persidangan di ibu kota Naypyitaw telah ditutup untuk media dan outlet informasi publik junta tidak menyebutkan prosesnya.

Pengacara Aung San Suu Kyi dilarang berkomunikasi dengan media dan publik.

Pendukung Aung San Suu Kyi mengatakan, kasus tersebut tidak berdasar dan dirancang untuk mengakhiri karir politiknya dan mengikatnya dalam proses hukum sementara militer mengkonsolidasikan kekuasaan.

Baca juga: HRW: Pasukan Keamanan Myanmar Bunuh 65 Pengunjuk Rasa dengan Sengaja

Baca juga: PBB Tunda Permintaan Ganti Utusan Junta Myanmar dan Taliban

Junta mengatakan Aung San Suu Kyi sedang menjalani proses hukum oleh pengadilan independen yang dipimpin oleh seorang hakim yang ditunjuk oleh pemerintahannya sendiri.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta 1 Februari, dilumpuhkan oleh protes dan ketidakstabilan yang meningkat setelah tindakan keras junta terhadap lawan-lawannya, yang disebutnya "teroris".

Komunitas internasional mengutuk kekerasan itu dan negara-negara Barat menuntut pembebasan Aung San Suu Kyi.

(Tribunnews.com/Yurika)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini