TRIBUNNEWS.COM - Seorang mahasiswa di sebuah universitas di Florida, Amerika Serikat ditangkap polisi setelah diduga berencana melakukan penembakan massal di kampusnya.
John Hagins (19) dicokok polisi saat berada di apartemennya yang dekat dengan kampusnya di Universitas Aeronautika Embry-Riddle pada Kamis (9/12/2021).
Dia diduga berencana melakukan penembakan massal di hari itu, yang merupakan hari terakhir masuk kuliah sebelum liburan musim dingin.
Saat penggeledahan, polisi menemukan sebuah senapan lipat, majalah, dan beberapa kotak amunisi.
Polisi mengaku dapat menggagalkan aksi Hagins setelah mendapat laporan dari pihak keamanan kampus.
Baca juga: Komisi III DPR Soroti Dugaan Kasus Penembakan 18 Warga Tamilouw Maluku Tengah
Baca juga: Pasang Foto Istri Tetangga dengan Caption Wanita Terhebat di WA, Pria asal Cirebon Ditembak Teman
Dilansir CNN, polisi menyebut ada dua mahasiswa teman Hagins yang melaporkan pesan menyeramkan pelaku ke pihak keamanan kampus.
"Itu adalah pesan grup Snapchat yang mereka (pelapor) tergabung di dalamnya, dan mereka sangat prihatin dengan apa yang disampaikan dalam obrolan grup Snapchat ini," kata Kepala Polisi Jakari Young dari Departemen Kepolisian Daytona Beach pada konferensi pers, Kamis.
Hagins telah ditahan dan membuat pernyataan pengakuan soal niat jahatnya itu.
Pemuda 19 tahun itu tampil di pengadilan pertama kalinya pada Jumat (10/12/2021).
Seorang mahasiswa mengaku kepada polisi bahwa Hagins mulai sering membicarakan cara membeli senjata yang bisa muat di ransel pada minggu lalu.
Bahkan Hagins terang-terangan mengatakan senjata itu akan ia bawa ke sekolah untuk digunakan menembak.
Mahasiswa pelapor yang juga teman Hagins ini juga mengadu kepada polisi bahwa Hagins menjual truknya untuk membeli senjata.
Hagins, dikatakan dalam penyataan tertulis penangkapan, memiliki sekitar 800 butir amunisi.
Temannya, menurut pernyataan tertulis, mengatakan kepada polisi bahwa Hagins menunjukkan pistol itu kepada mereka dan berkata, "Saya telah selesai belanja untuk kembali ke sekolah."
Hagins juga disebut mengatakan akan membeli peredam supaya bisa menembak di dalam perpustakaan.
Kini mahasiswa muda itu didakwa dengan satu tuduhan terorisme, ancaman tertulis untuk membunuh atau melukai, dan percobaan pembunuhan tingkat pertama.
John Hagins digerebek polisi saat keluar dari apartemen.
Kepala polisi Young menyebut, Hagins sudah berencana pergi ke lapangan tembak untuk latihan sebentar sebelum menuju kampus.
Baca juga: Polisi Tembak Penjambret yang Seret Korbannya di Aspal
Baca juga: Jurnalis Filipina Ditembak Mati saat Sedang Menonton TV, Dulu Pernah Bantu Penyelidikan Narkoba
"Untungnya dua mahasiswa itu melapor dan menggagalkan rencana tersebut," ujar Young.
Insiden itu masih dalam penyelidikan tetapi pihak berwenang mengatakan, tersangka mengaku kepada polisi bahwa dia bertindak sendiri.
Penyelidik masih berusaha untuk menentukan motif dari penembakan massal yang gagal ini.
Pihaknya mengatakan, Hagins terancam gagal di sebuah mata kuliah dan menerima pelanggaran lalu lintas di kampus pada Rabu.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)