Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pemda Tokyo menganggarkan 2,14 miliar yen hanya untuk membangun stasiun pengisian hidrogen bagi bus dengan bahan bakar (energi) hidrogen (H2) di Tokyo.
"Ini memang teknologi baru jadi saat pengisian Hidrogen ke bus hidrogen tidak bisa sembarangan, harus kami sendiri petugas stasiun pengisian hidrogen," papar Saito petugas stasiun pengisian Hidrogen di Ariake Tokyo kemarin (16/12/2021) kepada Tribunnews.com.
Pada saat pengisian energi tersebut ke dalam bus, Saito menjelaskan bahwa satuan hidrogen bukanlah liter tetapi kilogram (kg).
Lalu di bagian bawahnya tertulis nilai yen yang harus dibayar dan terbawah tertulis berapa derajat celcius situasi hidrogen saat dilakukan pengisian ke dalam tangkis hidrogen bus. Umumnya sekitar minus 35 derajat celcius.
Lalu setelah penuh semua, meter pengisi terlihat penuh (full) dan muncul tulisan "Pass" apabila pengisian telah penuh ke bus hidrogen.
"Cara pengisian hidrogen ke bus tidak sembarangan. Dalam arti, pada saat mengonel, menyambungkan pipa ke tangki bus perlu tepat sekali dan makan waktu penantian sejenak untuk penyesuaian situasi kondisi, temperatur antara stasiun pompa dan bus itu sendiri.
Demikian pula setelah selesai mengisi penuh hidrogen ke dalam bus, juga perlu waktu sejenak untuk berhenti, menunggu waktu penyesuaian antara pompa hidrogen dengan tangki bus yang diisi.
"Setelah selesai pengisian akan terlihat pada meter jarum ke arah penuh (full) di sana. Lalu jangan segera dilepas. Tapi menunggu sekitar 15 detik, setelah penyesuaian kedua pihak selesai, barulah pipa pengisi dengan tangki bus dilepaskan," tambah Saito lagi.
Cara-cara baru dan perhatian yang besar serta sensitivitas yang tinggi untuk gas hidrogen yang harus disimpan dalam kondisi minus 35 derajat celcius itu, menghasilkan energi yang akhirnya bisa mengisi baterai dan menjalankan roda kendaraan bus dalam waktu cukup lama, berjam-jam.
"Tetapi kalau kendaraan baterai electric vehicle (EV) saat pengisian baterai memakan waktu sangat lama. Sulit dipakai untuk bus tampaknya, Jadi lebih cocok bus hidrogen untuk masa depan yang akrab lingkungan dan tidak mengeluarkan emisi CO2," papar Sachi Ikegami Direktur Energi H2 Pemda Tokyo kepada Tribunnews.com kemarin (16/12/2021).
Satu unit bus hidrogen dibeli Pemda Tokyo dari Toyota Motor Corporation dengan harga sekitar 1,1 juta yen. Saat ini memiliki 70 bus milik pemda Tokyo dan 15 bus hidrogen milik swasta.
Sedangkan untuk stasiun (pompa pengisian) hidrogen bagi swasta yang membuatnya akan mendapatkan subsidi dari pemda Tokyo sedikitnya 5 juta yen.
Saat ini di Kanto (Tokyo dan sekitarnya) ada sekitar 58 stasiun pengisian hidrogen. Sebanyak 43 stasiun milik Eneos perusahaan energi bahan bakar besar Jepang.
Di Tokyo Eneos memiliki 8 stasiun pengisian bahan bakar hidrogen. Lalu di Kanagawa 13, Chiba 3, Saitama 6, Ibaraki 1, Aichi, 7, Fukuoka 5 sehingga total 43 stasiun pengisian hidrohen di Jepang milik Eneos.
Pemda Tokyo sendiri telah menganggarkan tital 10,2 miliar yen untuk energi hidrogen agar tahun 20560 tercapai target Zero Emission di Tokyo.
Pengisian hidrogen memang sudah dimulai sebelum muncul Mirai, mobil hidrogen Toyota pada Desember 2014. Diskusi mobil hidrogen dilakukan grup pecinta Jepang dapat gabung lewat email: info@tribun.in
Pada tanggal 28 Juli 2006, untuk kendaraan bermotor hidrogen telah disertifikasi oleh Menteri Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata dan mulai menguji coba di jalan umum.
Kendaraan uji adalah versi modifikasi dari kendaraan komersial Nissan.
Keistimewaan mesin ini adalah membakar hidrogen secara langsung dan mengubah air menjadi uap (menyebabkan ledakan uap) dengan panas pembakaran menjadi energi kinetik. Jarak tempuh sekitar 150 km dan kecepatan maksimum 180 km.
Nissan tampaknya selain mobil listrik juga yang memotori pertama mobil hidrogen di Jepang.