Dia didakwa dan dijatuhi hukuman penjara selama empat tahun penjara.
Baca juga: Kebakaran di Osaka Menewaskan 24 Korban, Menteri Jepang Minta Periksa Jalur Evakuasi 30.000 Gedung
Pada tahun 2015, setelah menjalani hukumannya, seorang pria yang bersamanya di fasilitas rehabilitasi di Prefektur Osaka mengomentari mengenai Tanimoto.
"Dia adalah orang yang sangat pendiam dan tidak pandai berurusan dengan orang. Sebenarnya, harus pergi mencari pekerjaan, tetapi dia membuat kotak makan siang dan pergi ke perpustakaan. Mungkin karena bercerai dengan istrinya sehingga stres berat," ungkapnya.
Setelah meninggalkan fasilitas, pria itu memperkenalkan apartemen kepada Tanimoto, yang mengatakan bahwa dia tidak punya tempat untuk pergi, dan menjadi penjamin.
Tetapi setelah beberapa saat setelah pindah, dia menghilang tanpa memberi tahu apa pun.
"Saya benar-benar terkejut bahwa saya tidak tahu ternyata dia yang menyebabkan insiden besar seperti ini," ujarnya.
Menurut tetangga, Tanimoto tinggal bersama keluarganya di sebuah rumah di daerah Nishiyodogawa, Osaka, selama lebih dari 10 tahun dari sekitar 30 tahun yang lalu.
Sekitar waktu ini, menurut seorang pria di toko minuman keras yang menerima pesanan dan mengantarkan sake kepadanya, saat itu dia tinggal bersama istri dan dua putranya, sering mengirimkan 20 botol bir beberapa kali sebulan.
"Saya baru saja bertemu dan menyapanya di jalan, tetapi saya mendapat kesan bahwa dia sangat tenang dan pendiam. Saya terkejut mendengar bahwa dia yang menyebabkan insiden yang mengerikan itu," ujarnya.
Seorang pria berusia 60-an, yang merupakan teman sekelas di sekolah menengah pertama di Konohana-ku, Osaka, mengatakan tentang kesannya saat itu.
"Saya dengar dia menyukai shogi karena kesannya yang tidak mencolok dan pendiam," katanya.
Tanimoto mengatakan bahwa dia sedang membantu pabrik lembaran logam di rumah orang tuanya.
Baca juga: Berita Foto : Kebakaran Gedung di Osaka Jepang, 27 Orang Dikhawatirkan Tewas
"Saya ada di sana waktu itu," ujarnya.
Pria itu menyayangkan kejadian tersebut.
"Jika dia berbicara dengan asosiasi alumni, curhat, mungkin akan berubah sedikit," katanya.
Sementara itu beasiswa dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.