"Terkadang dikatakan oleh turis bahwa itu seperti rumah berhantu. Saya berharap ini akan menjadi tempat yang menyenangkan bagi orang-orang untuk berkumpul," kata seorang pria berusia 30 tahun yang menjalankan toko di dekat lokasi itu.
Pada 1980-an dan 1990-an, fasilitas akomodasi skala besar dibangun satu demi satu untuk tamu kelompok di area sumber air panas domestik, tetapi permintaan perjalanan bergeser ke individu dan kelompok kecil, dan bisnis ditutup satu demi satu karena penuaan.
Semula pelaku usaha harus melepas fasilitas yang ditutup tersebut, namun biayanya tidak bisa dibayar dan pemerintah daerah enggan mendukungnya.
Menurut Badan Pariwisata Jepang, pembongkaran diharapkan akan selesai pada akhir Februari di 34 lokasi, termasuk fasilitas pemandian air panas di Kota Kameoka, Prefektur Kyoto dan Kota Soeda, Prefektur Fukuoka.
Baca juga: Mobil Otomatis Milik Toyota Kecelakaan Saat Uji Coba, Atlet Jepang Terluka Hingga Dirawat 2 Hari
"Saya ingin kita semua dapat menghilangkan 'pihak-pihak yang menyusahkan' dan meningkatkan tujuan wisata sekitarnya, dan berencana untuk melanjutkannya di tahun fiskal baru mendatang," kata Badan Pariwisata Jepang.
Namun, ada juga masalah lokasi. Permohonan subsidi untuk tiga hotel terbengkalai di Kinugawa Onsen di Kota Nikko, Prefektur Tochigi ditunda.
Hal itu karena hotel berdiri di atas tebing dan sulit untuk menggunakan situs itu kembali.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang nantinya.
Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.