Sementara itu, ilmuwan yang mengumumkan telah menemukan "deltacron" telah membela temuannya.
Leondios Kostrikis mengatakan kepada Bloomberg pada hari Minggu bahwa temuan itu bukan hasil dari kesalahan teknis.
Dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email, Kostrikis mengatakan, kasus-kasus yang telah dia identifikasi menunjukkan adanya tekanan evolusioner pada galur untuk memperoleh mutasi dan bukan hasil dari satu peristiwa rekombinasi.
Ia juga mengatakan bahwa temuan itu muncul setelah sampel diproses dalam beberapa prosedur pengurutan di lebih dari satu negara.
Setidaknya satu urutan dari Israel yang disimpan dalam database global menunjukkan karakteristik genetik "deltacron."
Menteri Kesehatan Siprus, Michael Hadjipantela, mengatakan pada hari Sabtu, kementerian mengetahui laporan "deltacron" dan itu bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan saat ini, menurut laporan media lokal.
Lebih lanjut tentang varian yang diragukan akan dipresentasikan minggu ini, kata Hadjipantela,
Ia juga menambahkan bahwa dirinya bangga dengan para ilmuwan negara itu atas temuan mereka.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)