TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Luar Negeri Selandia Baru memperkirakan kabel bawah laut utama yang hancur dalam letusan gunung berapi Tonga mungkin butuh waktu sedikitnya empat minggu untuk diperbaiki.
Kabel bawah laut itu putus selama letusan gunung berapi pada Sabtu (15/1/2022).
Akibatkan jaringan komunikasi Tonga terputus dan kawasan pulau Pasifik itu terisolasi dari dunia luar.
Melansir BBC, letusan Tonga juga menyebabkan gelombang tsunami.
Baca juga: Bantu Petakan Tingkat Kerusakan, Australia dan Selandia Baru Kirim Kapal Perang ke Tonga
Baca juga: Abu Vulkanik Tunda Upaya Bantuan Selandia Baru untuk Tonga
Sedikitnya tiga orang tewas, termasuk seorang warga negara Inggris.
Tim penyelamat bekerja sepanjang waktu untuk mengirimkan pasokan penting ke wilayah tersebut.
"Perusahaan kabel AS SubCom mengatakan akan memakan waktu setidaknya empat minggu untuk memperbaiki koneksi kabel Tonga," sebuah pernyataan oleh kementerian luar negeri Selandia Baru mengatakan pada hari Rabu (19/1/2022).
SubCom, kontraktor perbaikan kabel sepanjang lebih dari 50.000 kilometer (31.070 mil) di Pasifik Selatan, mengatakan pihaknya bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi Tonga Cable untuk memobilisasi sebuah kapal untuk perbaikan kabel, lapor Reuters.
Tonga tidak dapat terhubung dengan dunia luar sejak letusan dahsyat beberapa hari lalu memutuskan satu-satunya kabel bawah air negara itu di dua tempat.
Sejak saat itu, komunikasi sulit.
Baca juga: Ilmuwan: Letusan Gunung Berapi Bawah Laut Tonga Berpotensi Dinginkan Belahan Bumi Selatan
Baca juga: FOTO-FOTO Tonga setelah Erupsi & Tsunami, Pulau-pulau Diselumuti Abu, 2 Orang Dikonfirmasi Tewas
Panggilan hanya dimungkinkan melalui beberapa telepon satelit, terutama yang diselenggarakan oleh kedutaan asing di ibu kota Nuku'alofa.
Banyak orang Tonga di luar negeri telah menunggu kabar dari orang-orang terkasih.
Perusahaan telekomunikasi Digicel diperkirakan akan menyiapkan koneksi 2G sementara dan memprioritaskan komunikasi suara dan SMS, tambah pernyataan itu.
Namun koneksi mungkin "terbatas dan tidak merata", dan hanya mencakup sekitar 10% dari kapasitas reguler.
Baca juga: FOTO-FOTO Tonga setelah Erupsi dan Tsunami, Pulau-pulau Diselumuti Abu, 2 Orang Dikonfirmasi Tewas
Bukan kali pertama kabel bawah laut rusak
Ini bukan pertama kalinya satu-satunya kabel bawah laut Tonga rusak.
Serangan cuaca buruk pada tahun 2019 menimbulkan kerusakan tak terduga pada kabel, menyebabkan pemadaman total layanan seluler dan internet bagi 100.000 penduduk di negara kepulauan itu.
Amanda Watson, seorang peneliti dari Departemen Urusan Pasifik Universitas Nasional Australia, mengatakan telekomunikasi dan akses internet di Tonga menjadi sorotan setelah insiden itu.
Beberapa dari mereka (perusahaan telekomunikasi) hanya memiliki satu kabel bawah air masing-masing.
"Akan ideal jika setiap negara dapat memiliki lebih dari satu kabel, untuk menyediakan beberapa redundansi jika satu kabel rusak," katanya.
Baca juga: Material Erupsi Gunung Berapi Tonga Racuni Ekosistem Laut, Ilmuwan: Bisa Berlangsung Bertahun-tahun
Baca juga: Pengamatan Dampak Tsunami di Tonga Dilakukan Melalui Pesawat, Beberapa Daerah Tertutup Tanah dan Abu
Abu menghambat upaya penyelamatan
Letusan Tonga menyebabkan sebagian besar Tonga diselimuti abu tebal, menghambat pesawat bantuan mendarat dan mengirimkan makanan dan air minum yang sangat dibutuhkan.
Pihak berwenang Selandia Baru mengatakan landasan pacu utama bandara Tonga diperkirakan akan dibersihkan hari ini, setelah tim penyelamat dan sukarelawan bekerja keras untuk membersihkan abu dari landasan menggunakan gerobak dorong dan sekop.
Seorang perwakilan PBB untuk wilayah tersebut menambahkan bahwa sementara pembersihan abu di pulau utama Tongatapu terbukti lebih sulit dari yang diharapkan, kemajuan yang baik telah dibuat dan diharapkan penerbangan akan segera dilanjutkan.
"Kami pikir itu akan beroperasi [Selasa], tetapi belum sepenuhnya dibersihkan karena lebih banyak abu yang jatuh," kata Jonathan Veitch kepada wartawan.
Mr Veitch juga memuji respon cepat dari Selandia Baru dan Australia dalam bekerja untuk mengirimkan bantuan melalui kapal angkatan laut, yang katanya memiliki kemampuan untuk desalinasi air laut dan menyediakan pasokan segar untuk penduduk setempat.
Letusan gunung berapi hari Sabtu terasa hingga ke Amerika Serikat. Di Peru, dua orang tenggelam dalam gelombang tinggi yang tidak normal sementara pantai di dekat ibu kota Lima ditutup setelah tumpahan minyak.
Berita lain terkait dengan Tonga
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)