Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Kasus harian virus corona atau Covid-19 di Korea Selatan (Korsel) telah melebihi 13.000 untuk kali pertama pada Rabu (26/1/2022).
Lonjakan kasus baru Covid-19 itu didorong penyebaran varian Omicron.
Ini terjadi saat pemerintah negara tersebut meluncurkan skema pengujian (testing) percontohan baru untuk memenuhi permintaan yang meroket.
Dikutip dari laman Reuters, Rabu (26/1/2022), rekor 13.012 kasus untuk periode 24 jam sebelumnya muncul hanya sehari setelah penghitungan pertama yang mencapai 8.000 kasus, meskipun ada perpanjangan aturan jarak sosial yang diperketat.
Varian Omicron yang memiliki sifat sangat menular tapi tidak terlalu mematikan ini kini menjadi varian dominan di Korea Selatan pada pekan lalu.
Sementara itu, pejabat kesehatan negara itu memprediksi jumlah kasus hariannya bisa mencapai lebih dari dua kali lipat atau melonjak ke tingkat yang lebih tinggi dalam beberapa pekan mendatang.
Baca juga: PM Inggris Boris Johnson Diduga Gelar Pesta Miras hingga Ultah saat Lockdown Covid-19
"Ke depannya, prioritas utama kami adalah mengurangi pasien yang sakit kritis dan kasus kematian," kata Perdana Menteri Korea Selatan, Kim Boo-kyum dalam pertemuan antar kementerian pada Rabu waktu setempat.
Perlu diketahui, pemerintah Korea Selatan memperkenalkan kebijakan pengujian baru di 4 kota yang ditunjuk sebagai percontohan.
Kebijakan ini mengindikasikan bahwa hanya kelompok prioritas yang dapat melakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR).
Sementara yang lain bisa mendapatkan tes rapid antigen di klinik lokal untuk diagnosis awal yang lebih cepat.
Baca juga: Sampel Darah yang Disimpan, Ungkapkan Covid-19 Mungkin Telah Mencapai Norwegia pada Awal 2019
"Program ini akan ditingkatkan mulai Sabtu mendatang dan memungkinkan 256 stasiun pengujian yang dikelola negara secara nasional untuk mendistribusikan alat tes mandiri rapid antigen," kata Kim.
Sedangkan 430 klinik lokal lainnya akan ditambahkan pada pekan depan.
Sebagai bagian dari upaya untuk meringankan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam merawat pasien dengan kondisi serius, pemerintah juga telah memangkas masa isolasi wajib bagi orang yang telah divaksinasi namun dinyatakan positif, dari sebelumnya 10 hari menjadi 7 hari.
Selain itu, pemerintah Korsel juga memperluas perawatan mandiri di rumah untuk kasus tanpa gejala dan gejala ringan.
Seorang pejabat Kementerian Kesehatan Korea Selatan, Son Young-rae mengatakan bahwa lebih dari 80 persen tempat tidur di unit perawatan intensif tersedia secara nasional.
Angka ini jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah tempat tidur pada awal Desember 2021 yang hanya tersedia sekitar 20 persen, saat rekor kasus infeksi mengancam sistem medis negara itu.
Korsel saat ini melakukan 400.000 hingga 500.000 tes PCR dalam sehari, namun kapasitas yang dimiliki bisa mencapai 800.000.
Baca juga: Kemlu: WNI Terkonfirmasi Covid-19 di Luar Negeri Capai 8.260 Orang
Lonjakan kasus Omicron telah memicu kekhawatiran tentang gelombang infeksi baru menjelang liburan Tahun Baru Imlek yang dimulai pada Sabtu mendatang, saat puluhan juta orang bepergian ke seluruh negeri untuk bertemu keluarga.
Presiden Moon Jae-in juga bertemu dengan para menterinya pada Rabu untuk mengawasi upaya pemerintah, menyerukan langkah-langkah untuk mencegah potensi kekurangan alat tes dan memastikan konsultasi yang memadai dengan dokter di klinik setempat.
Pada Selasa kemarin, sekitar 46 atlet dan pelatih Korsel yang akan bertanding di Olimpiade Beijing harus menjalani tes Covid-19 setelah menghadiri upacara delegasi, di mana seorang pejabat di Komite Olahraga dan Olimpiade Korea kemudian dinyatakan positif.
Korea Selatan yang memiliki populasi 52 juta, sebagian besar telah berhasil memitigasi Covid-19, dengan mencatat 762.983 total kasus infeksi dan 6.620 kematian.
Menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea, lebih dari 95 persen orang dewasa di negara itu telah divaksinasi secara lengkap dengan sekitar 58 persen telah menerima dosis penguat (booster).