TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris pers Gedung Putih, Jen Psaki meminta platform streaming musik dan podcast Spotify untuk melakukan "lebih banyak" lagi dalam memerangi kesalahan informasi seputar Covid-19.
Dilansir Independent, dalam konferensi pers hariannya, Selasa (1/2/2022), juru bicara utama Presiden Joe Biden itu ditanyai tentang keputusan Spotify untuk menambahkan disclaimer yang merujuk ke pusat informasi Covid-19 pada konten yang mencakup diskusi tentang pandemi, vaksin, atau Covid-19 itu sendiri.
Psaki menjawab bahwa perubahan itu adalah langkah yang baik.
Namun ia menyebut Spotify dapat mengambil langkah lebih jauh yaitu dengan melarang konten yang berisi misinformasi.
"Pandangan kami adalah bahwa itu adalah langkah yang baik, langkah yang positif, tetapi sebenarnya masih banyak yang bisa dilakukan," katanya.
Baca juga: Dukung Young, Graham Nash & India Arie Keluar dari Spotify sebagai Bentuk Protes Terhadap Joe Rogan
Baca juga: Fakta-fakta Kontroversi Podcast Joe Rogan di Spotify, Disebut Bagikan Misinformasi tentang Covid-19
Psaki mengatakan bahwa itu adalah tanggung jawab semua perusahaan dan khususnya platform untuk memastikan orang Amerika mendapatkan informasi yang akurat tentang sesuatu yang signifikan seperti Covid-19.
Komentar Psaki ini muncul setelah dua musisi senior, Neil Young dan Joni Mitchell, meminta Spotify untuk menghapus podcast Joe Rogan yang mengandung informasi menyesatkan seputar Covid-19.
Kedua musisi secara terbuka memberi pilihan kepada Spotify, yaitu menghapus program Joe Rogan itu atau menghapus musik mereka.
Spotify kemudian memilih menghapus lagu-lagu Neil Young dan Joni Mitchell.
Klaim Menyesatkan yang Dimaksud
Dilansir MIC, dalam suatu episode di podcast The Joe Rogan Experience, bintang tamu Peter McCullogh, MD dan Robert Malone, MD sama-sama membuat klaim tak benar terkait Covid-19.
Mereka mempertanyakan efektivitas dan bahaya vaksin.
Malone, yang di-banned di Twitter, menyebut vaksin Covid-19 hanyalah "percobaan."
Sementara McCullogh menyebut pandemi ini direncanakan.
Faktanya, seperti dikutip John Hopkins Medicine, vaksin Covid-19 yang ada bukanlah eksperimenal.
Vaksin telah melalui berbagai tahap uji klinis hingga dinyatakan aman dan dapat dipakai secara luas.
Selain itu, tidak ada bukti yang pasti yang menyebut pandemi telah dirancang sebelumnya.
Baca juga: Kalahkan Apple Music dan Youtube, Spotify Jadi Jawara Pasar Streaming Musik Dunia
Baca juga: Soundtrack Film dan Serial Netflix Ada di Spotify, Begini Cara Menemukannya
Surat Terbuka untuk Spotify
Sebanyak 270 ilmuwan, petugas medis dan profesor menandatangani surat terbuka pada 31 Desember 2021.
Mereka meminta Spotify mengambil tindakan melawan misinformasi Covid-19, khususnya dalam The Joe Rogan Experience.
Sikap Spotify
CEO Spotifiy Daniel Ek menyebut dalam pernyataan bahwa perusahaannya berencana menambah konsultasi konten untuk podcast yang membahas Covid-19.
Spotify juga mengumumkan kebijakan resmi, termasuk menghapus konten yang mengklaim, "AIDS, Covid-19, kanker atau penyakit mematikan dan serius lainnya adalah hoax atau tidak nyata."
Podcast Joe Rogan Tidak Dihapus
Dalam memo internal yang didapatkan The Verge, Spotify telah mereview episode kontroversial The Joe Rogan Experience dan memutuskan konten tersebut "tidak memenuhi syarat untuk dihapus."
Pernyataan Rogan
Dalam video yang dibuatnya sebagai tanggapan kontroversi, Rogan menyetujui pernyataan Spotify tentang konsultasi konten.
Ia juga berjanji akan mencoba "mempertimbangkan tamu yang kontroversial."
Namun, Rogan mempermasalah tuduhan bahwa podcast nya menyebarkan misinformasi.
Ia mengklaim hanya mencoba membuat podcast-nya menarik pendengar.
Baca juga: Daftar Artis, Album, Podcast, dan Lagu Terpopuler di Spotify Sepanjang 2021
Baca juga: Pangeran Harry dan Meghan Markle Tanda Tangani Kesepakatan dengan Spotify
Bukan Kritikan Pertama untuk Rogan
Kontroversi terbaru ini hanyalah satu di antaranya banyaknya kontroversi yang melobatkan Rogan.
Rogan seringkali dikritik karena klaim-nya tentang Covid-19.
Ia menyebut anak muda lebih berisiko jika divaksin daripada terkena Covid-19 itu sendiri.
Selain itu ia juga menyebut ivermectin, obat yang digunakan untuk parasit kuda, membuanya sembuh setelah terpapar virus.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)