News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Studi AS Percobaan Booster Khusus Omicron, Hasilkan Grafik Sebanding dengan Vaksin Booster Lain

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Vaksin Moderna. Sebuah penelitian Amerika Serikat (AS) yang mencampurkan booster (penguat) Covid-19 Moderna Inch dengan booster khusus Omicron pada monyet tidak menunjukkan perbedaan perlindungan yang signifikan. Studi menunjukkan bahwa penguat khusus Omicron mungkin tidak diperlukan, Jumat (4/2/2022)

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah penelitian Amerika Serikat (AS) yang mencampurkan booster (penguat) Covid-19 Moderna Inch dengan booster khusus Omicron pada monyet tidak menunjukkan perbedaan perlindungan yang signifikan.

Studi menunjukkan bahwa penguat khusus Omicron mungkin tidak diperlukan, Jumat (4/2/2022)

Melansir Al Jazeera, penelitian ini melibatkan monyet yang divaksinasi dengan dua dosis vaksin Moderna dengan dosis sembilan bulan kemudian dengan booster Moderna konvensional atau yang secara khusus menargetkan varian Omicron.

Para peneliti menguji berbagai aspek respon imun hewan dan mengekspos mereka ke virus.

Baca juga: Setelah Pfizer, Moderna Mulai Uji Coba Vaksin Booster Covid-19 untuk Varian Omicron

Baca juga: Moderna Mulai Uji Coba Suntikan Booster Khusus Omicron

(FILES) Dalam file foto yang diambil pada 02 Desember 2020, logo Moderna terllihat di kampus Moderna di Norwood, Massachusetts. (Joseph Prezioso / AFP)

Mereka menemukan kedua booster menghasilkan "peningkatan yang sebanding dan signifikan dalam menetralisir respons antibodi" terhadap semua varian yang menjadi perhatian, termasuk Omicron, menurut penelitian, yang diposting di bioRxiv sebelum peer review.

Moderna Inc dan BioNTech/Pfizer Inc kini mulai menguji booster khusus Omicron dari vaksin mereka dalam uji klinis pada manusia.

"Ini adalah berita yang sangat, sangat bagus," kata Daniel Douek, peneliti vaksin di Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular yang ikut memimpin penelitian tersebut, dalam sebuah wawancara telepon.

"Itu berarti kita tidak perlu mendesain ulang vaksin secara radikal untuk menjadikannya vaksin Omicron."

Baca juga: CDC: Booster Pfizer, Moderna Efektif Lawan Omicron hingga 90 Persen

Baca juga: Moderna Berharap Data Uji Coba Vaksin untuk Anak Usia 2 Hingga 5 Tahun Segera Keluar

ILUSTRASI - Vaksin Moderna. (IST)

Douek mengatakan dia yakin alasannya adalah karena vaksin asli dan khusus Omicron bersifat "reaktif silang", yang berarti mereka dapat mengenali banyak varian yang berbeda.

Hasilnya mirip dengan penelitian yang menguji booster Moderna yang menargetkan varian Beta, kata Dr. John Moore, seorang profesor mikrobiologi dan imunologi di Weill Cornell Medical College yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

"Mari kita lihat apa yang ditunjukkan data manusia," kata Moore.

"Data (penelitian) monyet umumnya cukup prediktif, tetapi Anda akan membutuhkan data manusia."

Salah satu keuntungan utama dari penelitian monyet adalah bahwa peneliti dapat meningkatkan hewan dan kemudian menginfeksi mereka dengan virus dan mengukur respon imun, sesuatu yang tidak dapat dilakukan dalam percobaan manusia, kata Moore.

Berita lain terkait dengan Moderna

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini