News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pamer di Medsos, Pria Ini Ngaku Kaya Punya Pesawat Jet Pribadi, Ternyata Milik Orang Lain

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anai-anai trader pamer ngaku punya pesawat jet di medsos ternyata milik orang lain.

TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR -  Seorang trader online viral di media sosial (medsos) Malaysia karena melakukan kebohongan.

Pria yang mengaku sebagai master trader ini, awalnya memposting foto dirinya dengan jet pribadi.

Namun dilansir Hype.My, ternyata jet pribadi itu milik orang lain.

Pria yang dikenal sebagai Anai Anai Trader ini baru-baru ini memang membagikan beberapa foto dirinya berpose di depan jet pribadi mewah.

Warganet menduga barang itu dibeli sebagai hasil dari kesuksesan bisnis tradingnya.

“Saya menjalani hidup tanpa tujuan di masa lalu. Saya memiliki pekerjaan yang menawarkan gaji hanya RM2.000 dan dibuang oleh tunangan saya yang berselingkuh dengan pria lain yang lebih sukses. Hanya Tuhan yang tahu betapa sakitnya aku saat itu," ungkap Anai Anai.

"Saya depresi, saya tidak keluar rumah selama 3 bulan. Mungkin keberuntungan ada di pihak saya, saya diperkenalkan oleh seorang teman selama hari-hari universitas saya untuk saham dan perdagangan," tambahnya dikutip dari Kompas.com.

Pesawat jet yang dipamer ternyata milik orang lain. ()

Baca juga: Rhenald Kasali Sebut Terjadinya Krisis Picu Lahirnya Ide Kreativitas Baru

Tidak lama setelah itu, postingan Facebook Anai Anai mulai beredar di Twitter.

Banyak yang skeptis dengan ceritanya karena biasanya penipu akan sering membuat tulisan semacam ini.

Tujuannya untuk menipu orang yang memilih cara mudah dan cepat untuk mendapatkan uang.

Untuk menambah keraguan netizen, stiker di jet pribadinya juga terlihat hilang di foto lain yang dibagikan olehnya di media sosial

Tapi ternyata, jet itu mengacu pada Tutor Perini Corporation, sebuah perusahaan konstruksi raksasa di Amerika Serikat yang didirikan pada tahun 1949 oleh Albert G Tutor.

Portal tersebut mengklaim bahwa perusahaan memiliki sejumlah proyek konstruksi skala besar di seluruh dunia.

Oleh karena itu, kemungkinan besar jet pribadi tersebut dimiliki oleh mereka yang sempat mampir ke Malaysia untuk tujuan bisnis.

Pengguna Facebook lain pun juga muncul untuk membagikan temuannya tentang kasus tersebut.

Dalam hal ini, pengguna, Muhammad Nur Iman, telah mengonfirmasi bahwa jet pribadi Gulfstream terdaftar dari AS merapat di bandara Subang dan Kuching dalam beberapa hari terakhir sebelum berangkat kembali ke Dubai.

Penipuan trader licik itu pun terbongkar.

Mengaku pecundang dalam hidup, lantas menipu orang dengan kemenangan palsu.

Kritikan di medsos ()

Inikah yang Namanya Flexing?

Akademisi dan praktisi bisnis Prof Rhenald Kasali pernah menyinggung soal kelakuan seperti di atas.

Yap pamer kemewahan saat ini dikenal juga dengan istilah “flexing” dan lagi tren sekarang.

Flexing sering ditemui di sejumlah platform media sosial.

Lalu apa sih sebenarnya makna dari flexing?

Menurut Prof Rhenald Kasali, dosen sekaligus pendiri Rumah Perubahan mengatakan flexing merupakan sebuah istilah yang memiliki arti pamer kemewahan.

Perliku ini paling banyak dijumpai di sejumlah media sosial, seperti Instagram, TikTok, YouTube, atau platform lainnya.

flexing biasanya dilakukan dengan cara mengunggah kemewahan atau hasil pencapaian yang dimiliki seseorang.

"Banyak vlogger atau content creator yang menjadikan ajang flexing atau pamer kemewahan ini sebagai konten di laman media sosialnya, yakni dengan menunjukkan barang branded hingga rumah mewah," ujarnya melalui akun Youtube Rhenald Kasali.

Rhenald menambahkan flexing dilakukan untuk mendapat opini dari publik bahwa dia adalah orang yang berada.

Hal itu bahkan menimbulkan istilah "Sultan" atau "crazy rich".

Saat ini sudah banyak yang mendapatkan predikat tersebut setelah melakukan flexing.

Padahal menurut Rhenald, orang yang benar-benar kaya cenderung akan memilih diam daripada memamerkan harta mereka kepada publik.

Ia juga merasa heran dengan masyarakat di era media sosial yang senang memamerkan harta kekayaan atau kemewahannya.

Apalagi menurutnya terkait fenomena flexing yang marak akhir-akhir ini.

Uniknya, Rhenald menilai orang-orang seringkali memamerkan sesuatu yang dimilikinya.

Dengan kemewahannya yang dimiliki, seakan-akan orang tersebut sengaja menunjukkan sesuatu agar dinilai mampu oleh orang lain.

"Ini (flexing) merupakan teori tentang signaling. Mereka (Sultan) mengirim signal kepada orang lain bahwa dia adalah orang yang luar bisa dan orang akan menilainya [sebagai orang kaya]," terang Rhenald.

Profesor di bidang ekonomi juga mengungkapkan fenomena flexing telah digunakan dalam dunia marketing, yakni teori consumer behaviour dimana terdapat conspicuous consumption atau konsumsi yang sengaja dipamerkan kepada orang lain.

Nah cara tersebut sebenarnya sudah ada sejak lama.

Namun yang membedakan, lanjutnya, orang lain melakukan signaling dengan cara yang lebih halus.

"Seperti sebuah klinik gigi yang memajang sertifikat di ruang praktiknya. Hal itu bertujuan agar pasien yakin bahwa dia adalah dokter profesional," katanya.

Terakhir Rhenald berpendapat bahwa kegiatan pamer harta di media sosial semakin tak terbendung.

Sumber: Kompas.com/Tribunnews.com/motorplus-online
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini