TRIBUNNEWS.COM - Para ahli memperingatkan kebangkitan ISIS setelah serangan komando Amerika Serikat (AS) di Suriah menewaskan pimpinan ISIS Abu Ibrahim Al-Hashimi Al-Qurayshi.
“Berkat keberanian pasukan kami, pemimpin teroris yang mengerikan ini tidak ada lagi,” kata Presiden AS Joe Biden, beberapa jam setelah berakhirnya operasi yang menargetkan Qurayshi di daerah kantong pemberontak Suriah di Idlib, Kamis (3/2/2022).
Melansir CNN, Biden mungkin membayangkan keriuhan yang sama ketika AS mengalahkan pendiri ISIS Abu Bakr al-Baghdadi dan pemimpin al Qaeda Osama bin Laden.
Para analis ISIS menyebut operasi pasukan AS kurang signifikan bagi kelompok itu.
Baca juga: Buru Pemimpin ISIS-K, AS Tawarkan Hadiah Rp143 Miliar Bagi yang Punya Informasi
Baca juga: Wanita ISIS yang Ditahan di Kamp Suriah Bentrok dengan Penjaga, 1 Anak Tewas
Qurayshi bukanlah Baghdadi, dan kelompok yang pernah menguasai sebidang wilayah yang lebih besar dari Inggris sekarang menjadi militan dengan kepemimpinan yang tersebar.
Kelompok yang melakukan genosida, eksekusi massal dan penindasan tersebut membuktikan bahwa mereka tetap menjadi kekuatan yang tangguh.
Sebuah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dirilis Jumat (4/2/2022) mengatakan kelompok teror itu masih jauh dari kekalahan.
Faktanya, ISIS tetap menjadi kekuatan yang kokoh di Irak dan Suriah, dengan kehadiran yang berkembang di Afghanistan dan Afrika Barat, menurut analisis PBB.
Baca juga: Pemimpin ISIS Abu Ibrahim al-Qurayshi tewas dalam operasi militer di Suriah, kata AS
Laporan tersebut, yang disusun oleh para ahli PBB tentang ISIS dan al Qaeda sebelum kematian Qurayshi dan mencakup enam bulan terakhir 2021, mengatakan ISIS mungkin masih memiliki hingga $50 juta di pundi-pundinya.
Bahkan sebelum kematiannya, menurut para ahli PBB, ISIS telah kehilangan beberapa anggota penting eselon seniornya.
Namun kelompok itu tetap menjadi ancaman.
Ketidakstabilan di Irak dan Suriah "menunjukkan bahwa kebangkitan ISIL pada akhirnya di wilayah inti tidak dapat dikesampingkan," terang kesimpulan laporan itu, merujuk pada kelompok itu dengan akronim alternatifnya.
Profil Abu Ibrahim Al-Hashimi Al-Qurayshi
Diwartakan Tribunnews sebelumnya, Abu Ibrahim Al-Hashimi Qurayshi dijuluki "Penghancur" dan memimpin pembantaian Yazidi sebelum mengambil alih kepemimpinan.