News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Putin Ancam Pihak yang Halangi Invasi Militer di Ukraina, Rusia Desak Militer Ukraina Mundur

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer di Ukraina pada 24 Februari dan meminta tentara di sana untuk meletakkan senjata mereka, menentang kemarahan Barat dan seruan global untuk tidak melancarkan perang. (Photo by Handout / KREMLIN.RU / AFP)

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin, dengan jelas menyatakan telah mengambil langkah operasi militer, seperti yang disiarkan dalam tayangan di Donbas.

Tujuannya adalah perlindungan orang-orang yang selama delapan tahun menderita pelecehan dan genosida dari rezim Kyiv.

Dikutip dari laman Twitter @AJEnglish, Rusia mendesak Ukraina untuk segera meletakkan senjata dan pulang.

Putin juga menjelaskan, semua prajurit tentara Ukraina yang mematuhi persyaratan ini, dapat dengan bebas meninggalkan area aksi militer dan kembali ke keluarga mereka.

Namun, siapa pun yang akan mencoba menghentikan Rusia dan selanjutnya menciptakan ancaman terhadap Rusia, kepada rakyat Rusia, harus tahu bahwa tanggapan Rusia akan segera dilakukan.

Rusia akan memberikan konsekuensi yang belum pernah dihadapi oleh 'pengganggu invasi Rusia'.

Putin menyatakan siap dengan hasil apapun.

Baca juga: Deklarasi Putin Sesaat sebelum Serangan Rusia, Sebut Tak Berniat Duduki Ukraina

Rusia Serang Ukraina

Pada Kamis (24/2/2022) ini, Moskow meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina, dikutip dari Al Jazeera.

Militer Ukraina mengatakan sekitar 50 pasukan Rusia tewas dan enam pesawat tempur hancur di tengah pertempuran di timur negara itu.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengumumkan darurat militer di seluruh negeri, mengatakan Ukraina akan "menang".

Presiden AS Joe Biden mengecam serangan "tidak beralasan dan tidak bisa dibenarkan".

Biden mengatakan dunia akan "meminta pertanggungjawaban Rusia" atas invasi terhadap Ukraina.

Sedangkan, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mendesak Putin untuk "menghentikan pasukan menyerang Ukraina".

Saat ini krisis meningkat setelah kelompok separatis yang didukung Rusia di Ukraina timur meminta bantuan Moskow.

Peta penyerangan Rusia di Ukraina

Peta Penyerangan Rusia di Ukraina (Twitter @BNONews)

Dikutip dari akun Twitter @BNONews, Rusia melakukan serangan di beberapa titik di Ukraina.

Beberapa titik mengalami lebih dari satu serangan.

Berikut ini daftar lokasi penyerangan Rusia terhadap Ukraina:

1. Lutsk;

2. Chernihiv;

3. Summy;

4. Karhkiv;

5. Luhansk;

6. Donetsk;

7. Mariupol;

8. Nerdyans'k;

9. Dnipro;

10. Mykolaiv;

11. Odesa;

12. Kyiv;

13. Zhytomyr;

14. Ivano-Frankivsk;

15. Kherson;

16. Melitopol;

17. Bila Tsenkva.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina, TB Hasanuddin Berharap Tidak Memicu Perang Dunia Ketiga

Baca juga: Dampak Perang Rusia-Ukraina, IHSG Ditutup Merosot 1,48 Persen

Pasukan Belarusia tidak ambil bagian dalam invasi

Sebuah foto yang diambil pada 17 Februari 2022 menunjukkan pengangkut personel lapis baja (APC) Belarusia selama latihan gabungan angkatan bersenjata Rusia dan Belarusia sebagai bagian dari inspeksi Pasukan Respons Negara Serikat, di lapangan tembak dekat kota Osipovichi di luar Minsk. (Photo by Maxim GUCHEK / BELTA / AFP) (AFP/MAXIM GUCHEK)

Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, telah mengklaim pasukan Belarusia tidak mengambil bagian dalam invasi Rusia ke Ukraina.

"Pasukan kami tidak ambil bagian dalam operasi ini," kata Lukashenko, yang merupakan sekutu dekat Putin.

Layanan penjaga perbatasan Ukraina mengatakan sebelumnya, pasukan Rusia telah menyerang Ukraina dari Belarus dan Rusia dengan dukungan Belarusia.

Ukraina meminta Turki untuk menutup jalur air Laut Hitam

Pasukan Rusia juga melancarkan serangan melalui laut.

Ukraina mengantisipasi dengan meminta Turki menutup jalur di Laut Hitam bagi kapal perang Rusia.

Selain itu, Ukraina telah meminta Turki untuk menutup selat Bosphorus dan Dardanelles bagi kapal perang Rusia, kata duta besar Kyiv untuk Ankara.

“Kami menyerukan agar wilayah udara, selat Bosphorus dan Dardanelles ditutup. Kami telah menyampaikan permintaan kami yang relevan kepada pihak Turki. Pada saat yang sama, kami ingin sanksi dikenakan pada pihak Rusia,” kata Duta Besar Vasyl Bodnar, pada konferensi pers di ibu kota Turki.

Permintaan itu menempatkan anggota NATO Turki, yang berbagi perbatasan laut dengan Ukraina dan Rusia di Laut Hitam.

Mereka memiliki hubungan baik dengan kedua negara yang sedang berseteru ini, sehingga Turki dalam posisi yang sulit.

Sebagai informasi, di bawah pakta 1936, Ankara memiliki kendali atas selat dan dapat membatasi jalur kapal perang selama masa perang atau jika terancam.

Aktivis oposisi Rusia menyerukan protes anti-perang

Seorang aktivis oposisi Rusia telah menyerukan protes anti-perang di kota-kota Rusia pada hari Kamis (24/2/2022) ini.

“Kami akan membersihkan kekacauan ini selama bertahun-tahun yang akan datang. Bahkan kami pun tidak. Tetapi anak-anak dan cucu-cucu kami,” tulis Marina Litvinovich, aktivis yang berbasis di Moskow.

“Yang kita lihat hanyalah penderitaan orang yang sekarat. Sayangnya, Rusia sedang menderita.”

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Rusia VS Ukraina

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini