News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Alasan Rusia Rebut Chernobyl, Jalur Paling Cepat ke Ibu Kota Ukraina, Peringatan untuk NATO

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Chernobyl di Ukraina. Rusia resmi merebut Chernobyl, lokasi bencana nuklir pada 1986 yang mematikan, pada Kamis (24/2/2022). Mengapa Rusia ingin merebut wilayah tersebut?

Selain karena letak Chernobyl, Rusia ingin mengendalikan wilayah tersebut untuk memberi sinyal pada NATO agar tak ikut campur secara militer.

Aktivis memegang plakat dan bendera saat mereka berkumpul di Lafayette Square untuk memprotes invasi Rusia ke Ukraina di Washington, DC, pada 24 Februari 2022. - Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina pada 24 Februari, melepaskan serangan udara dan memerintahkan pasukan darat melintasi perbatasan dalam pertempuran yang menurut pihak berwenang Ukraina menewaskan puluhan orang. (Photo by MANDEL NGAN / AFP) (AFP/MANDEL NGAN)

Baca juga: Rusia Diyakini Telah Luncurkan 160 Rudal ke Ukraina, Peringatkan AS dan NATO Tak Campuri Konflik

Baca juga: Rusia Membalas, Semua Maskapai Inggris Dilarang Memasuki Wilayah Udaranya, Termasuk untuk Transit

Pengambilalihan Chernobyl oleh Rusia telah dikonfirmasi penasihat Kantor Kepresidenan Ukraina, Podolyak.

Ia mengatakan pengambil alihan Chernobyl oleh Rusia merupakan satu diantara ancaman paling serius di Eropa.

Podolyak pun menyebut keamanan Chernobyl tak bisa dipastikan usai direbut Rusia.

"Mustahil untuk mengatakan pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl aman setelah serangan yang sama sekali tidak berguna oleh Rusia," katanya, dikutip dari Reuters.

"Ini adalah salah satu ancaman paling serius di Eropa saat ini," tambahnya.

Deretan Sanksi AS untuk Rusia

Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka memberlakukan sanksi ekonomi berat terhadap Rusia sebagai tanggapan atas serangan Presiden Vladimir Putin di Ukraina.

Sanksi AS tersebut bertujuan melumpuhkan ekonomi Rusia, lembaga keuangannya, dan aksesnya ke teknologi.

"Putin memilih perang ini. Dan sekarang dia dan negaranya akan menanggung akibatnya,” kata Presiden AS, Joe Biden di Gedung Putih pada Kamis (24/2/2022).

Pasar saham Rusia jatuh ke level terendah dalam empat setengah tahun pada hari Kamis, dan mata uangnya, rubel, mencapai rekor terendah versus greenback.

Baca juga: Utusan Rusia: Tekad Barat Beri Sanksi bagi Tiap Negara yang Membangkang Bahayakan Tatanan Dunia

Baca juga: Berita Foto : Kecaman dari Penjuru Dunia atas Invasi Rusia ke Ukraina

Presiden AS Joe Biden berbicara selama pertemuan virtual tentang mengamankan rantai pasokan mineral penting di Auditorium Pengadilan Selatan dekat Gedung Putih di Washington, DC, pada 22 Februari 2022. (Brendan SMIALOWSKI / AFP)

Sekarang, langkah-langkah yang lebih ketat digunakan untuk menekan ekonomi Rusia, menghambat pertumbuhannya, meningkatkan biaya pinjaman, meningkatkan inflasi dan mengintensifkan arus keluar modal.

Administrasi Biden mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sanksi menargetkan semua 10 lembaga keuangan terbesar Rusia dan memberlakukan langkah-langkah pengendalian ekspor yang akan mengurangi lebih dari separuh impor teknologi tinggi Rusia.

Langkah tersebut termasuk memotong bank terbesar Rusia dari sistem keuangan AS dan menjatuhkan sanksi pada bank terbesar kedua Rusia, dan membekukan asetnya yang menyentuh sistem keuangan AS.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini