TRIBUNNEWS.COM - Rusia kembali melakukan serangannya pada Ukraina, Jumat (25/2/2022) pagi.
Kali ini, terdengar dua ledakan besar terjadi di ibu kota Ukraina, Kyiv.
Dikutip dari The Guardian, sejumlah wartawan lapangan sekitar Ukraina mendengar ledakan tersebut.
Hal tersebut juga diakui Duta Besar Ukraina untuk Austria, Olexander Scherba yang juga mendengar dua ledakan besar terjadi sekitar pukul 4.25 waktu setempat.
Sementara itu, Penasihat Menteri dalam Negeri Ukraina, Anton Gerashchenko juga mengatakan hal yang serupa.
“Serangan ke Kiev dengan rudal jelajah atau balistik baru saja berlanjut."
"Saya mendengar dua ledakan kuat barusan," ucap Gerashchenko lewat akun telegram resminya disertai serangkaian foto situasi Kiev pada Jumat pagi ini.
Baca juga: NATO Sudah Siagakan Pesawat Tempur, Tapi Belum Akan Tempatkan Pasukan ke Ukraina
Baca juga: Dubes Ukraina Peringatkan Soal Propaganda Rusia
Imbas adanya serangan dari Rusia tersebut, angkatan militer Ukraina mengkonfirmasi membawa senjata tambahan ke Kyiv, di tengah laporan ledakan di ibukota Ukraina itu.
Dikutip dari Al Jazzera, Kementerian Dalam Negeri Ukraina juga melaporkan sebuah pesawat milik Rusia jatuh tertembak di atas wilayah Kyiv.
Hal itu diungkapkan Penasihat Menteri dalam Negeri, Anton Herashchenko.
Ia mengatakan, pasukan militer Ukraina menjatuhkan sebuah pesawat musuh yang kemudian menabrak sebuah bangunan tempat tinggal 9 lantai dan terbakar.
Namun, belum diketahui pasti apakah pesawat musuh tersebut memilik awak atau tidak di dalamnya.
137 Warga Ukraina Tewas, 1.400 Warga Rusia Anti-Perang Ditangkap saat Demo
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, 137 warga Ukraina tewas dalam serangan Rusia di hari pertama invasi.
Hal tersebut disampaikan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
Sebanyak 137 korban yang tewas adalah para warga sipil dan tentara militer.
Zelensky mengatakan, negaranya seperti dibiarkan sendiri dalam memerangi Rusia.
Dia menyebut korban tewas adalah "pahlawan" dalam sebuah video pidatonya pada Kamis (25/2/2020).
Selain korban tewas, Zelensky juga mengatakan ada 316 orang yang terluka.
"Mereka membunuh orang dan mengubah kota yang damai menjadi target militer. Itu busuk dan tidak akan pernah dimaafkan," kata Zelensky, merujuk pada pasukan Rusia, dikutip dari Al Jazeera.
Sementara, kondisi di Rusia juga tak kalah bergejolak.
Polisi Rusia menangkap hampir 1.400 orang dalam protes anti-perang yang digelar di kota-kota di seluruh negeri setelah Presiden Vladimir Putin melancarkan invasi ke Ukraina.
"Lebih dari 1.391 orang telah ditahan di 51 kota," kata OVD-Info pada hari Kamis, yang melacak penangkapan pada demonstrasi oposisi.
Menurut data OVD-Info, lebih dari 700 orang ditangkap di Moskow dan sekitar 340 orang di kota terbesar kedua Saint Petersburg.
Invasi ke Ukraina ini terjadi setelah pemerintahan Putin bertindak keras terhadap pihak oposisi Rusia.
Sebagian besar pemimpin oposisi yang protes dibunuh, dipenjara atau dipaksa keluar dari negara itu.
Baca juga: Sikapi Invasi Rusia, Ukraina Persenjatai Semua Orang yang Bersedia Membela Negara
Baca juga: Serangan Militer Rusia ke Ukraina Bisa Picu Perang Dunia III
Seperti pemimpin oposisi yang dipenjara Alexey Navalny, yang biasa memobilisasi protes terbesar Rusia terhadap Putin, menjalani hukuman dua setengah tahun di sebuah penjara di luar Moskow.
Sejumlah aktivis Rusia menyerukan media sosial agar orang-orang turun ke jalan setelah Putin melancarkan serangan di Ukraina pada dini hari Kamis.
Satu petisi, dimulai dari seorang advokat hak asasi manusia terkemuka, Lev Ponomavyov, mengumpulkan lebih dari 150.000 tanda tangan dalam beberapa jam dan 289.000 pada Kamis malam.
Petisi lainnya juga dilanjutkan lebih dari 250 jurnalis yang mencantumkan nama mereka di surat terbuka yang mengecam agresi tersebut.
Satu lagi ditandatangani oleh sekitar 250 ilmuwan.
Sementara oleh 194 anggota dewan kota di Moskow dan kota-kota lain menandatangani yang ketiga.
Rusia Klaim Hancurkan 74 Fasilitas Militer Ukraina
Dilansir Associated Press, Kamis (24/2/2022), akibat serangan tersebut, Rusia mengklaim pasukannya telah menghancurkan 74 fasilitas militer Ukraina.
Selain itu, pasukan khusus Rusia berhasil menguasai sebuah bandara Antonov, hanya 25 kilometer dari batas Ibu Kota Kiev dan 36-40 kilometer dari istana kepresidenan.
Menteri Pertahahanan Rusia Sergei Shoigu memerintahkan agar prajuri Ukraina diperlakukan 'dengan hormat' dan mereka yang meletakan senjata diberikan jalan yang aman untuk mundur.
Kementerian Pertahanan Rusia juga memastikan jatuhnya jet serang darat Su-25 karena kesalahan pilot.
Sementara itu, CNN hari kamis sore melaporkan pasukan udara Rusia berhasil menguasai Bandara Antonov, yang berjarak hanya 36 kilometer dari kantor kepresidenan dan Pusat Kiev, Ukraina dan 25 kilometer dari batas ibu kota Kiev.
Baca juga: Rusia Menginvasi Ukraina pada Jam Terkelam Eropa sejak Perang Dunia II
"Mereka mengizinkan kami untuk masuk bersama mereka saat mereka mempertahankan perimeter pangkalan udara ini, di mana pasukan yang dibawa helikopter mendarat pada dini hari, membuat jembatan udara untuk memungkinkan lebih banyak pasukan Rusia masuk," lapor wartawan CNN di lapangan.
Pasukan Rusia memiliki pita oranye dan hitam di lengan seragam mereka untuk mengidentifikasi mereka sebagai pasukan Rusia, tambah wartawan CNN tersebut.
Komandan unit pasukan khusus Rusia di bandara Antonov mengatakan, ada baku tembak, mungkin dengan militer Ukraina, yang mengatakan sedang mempersiapkan serangan balasan untuk mencoba dan merebut kembali bandara tersebut.
Baca juga: Mengapa Rusia Serang Ukraina? Ini Penjelasan Vladimir Putin
Wartawan CNN itu lebih jauh menambahkan, "Kami mendengar beberapa pesawat terbang di udara... Ada gumpalan asap hitam, asap abu-abu, asap coklat, muncul dari dalam kompleks pangkalan udara. Saya pikir ada jet di langit di atas kami. "
Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Ukraina mengonfirmasi bahwa satu helikopter Rusia dan tiga helikopter tak dikenal lainnya jatuh di wilayah Kiev.
Baca juga: Profil Vladimir Putin, Sosok di Balik Serangan Rusia ke Ukraina, Suka Intelijen sejak Kecil
Terdapat dua video media sosial yang sudah diverifikasi kebenarannya, menunjukkan beberapa ledakan, sementara sebuah helikopter terbang dekat dengan tanah di kota Gostomel, hanya 25 kilometer dari ibu kota Ukraina, Kiev.
Dalam video tersebut, beberapa ledakan dan percikan api terlihat di area pemukiman, sementara helikopter terbang mendekati kamera, dengan asap hitam mengelilingi langit.
Video-video itu tampaknya menunjukkan pertempuran yang digambarkan oleh pemerintah Ukraina di mana dikatakan satu helikopter Rusia ditembak jatuh, bersama dengan tiga helikopter tak dikenal lainnya.
Belum jelas apakah tiga helikopter lainnya adalah helikopter Rusia atau Ukraina.
(Tribunnews.com/Shella Latifa/Maliana, Kompas TV)