TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI, Dave Laksono, bicara soal agresi militer Rusia ke Ukraina dan dunia, menyoroti sikap Rusia yang menyerang Ukraina dengan kekuatan penuh.
Menurut dia, krisis Rusia dan Ukraina harus menjadi pelajaran bagi pemerintah Indonesia di bidang penguatan pertahanan.
“Sehingga pemerintah saya rasa ini adalah kesempatan untuk pemerintah agar lebih meningkatkan investasinya di bidang pertahanan,” kata Dave Laksono dalam keterangannya, Jumat (25/2/2022).
Baca juga: 74 Fasilitas Militer Ukraina Lumpuh oleh Serangan Rusia
Baca juga: Invasi Rusia Hari Kedua: 137 Warga Ukraina dan 50 Tentara Rusia Tewas, 100 Ribu Warga Mengungsi
Investasi tersebut, dikatakan Dave, mencakup jumlah prajurit, modernisasi alutsista, hingga meningkatkan sumber daya prajurit kita dengan pelatihan.
"Juga menjalin kerjasama militer dengan negara-negara lain, dan memastikan tidak ada, jangan sampai ada kebocoran dengan kedaulatan kita,” ujar Dave.
Legislator Partai Golkar itu mengatakan selama ini anggaran militer RI trennya memang meningkat, tetapi jika dilihat dari kebutuhan dan kondisi dunia saat ini, pertahanan RI masih jauh dari kriteria memadai.
“Misalnya, jumlah pesawat tempur kita, kapal tempur kita, peralatan tempur kita, sistem komunikasi kita, satelit kita, itu masih jauh dari kemampuan yang memadai. Hal inilah yang harus menjadi perhatian dari pemerintah; memastikan bahwa militer kita itu sanggup dan siaga untuk menghadapi segala macam ancaman. Kita juga harus melihat ke depan soal pengembangan teknologi militer kita,” kata Dave.
Lebih lanjut, dalam konteks Krisis Rusia-Ukraina, Dave menekankan, Indonesia juga memiliki tanggung jawab sebagai bagian dari penjaga keamanan dunia untuk terus menyuarakan agar agresi militer dihentikan dan mengembalikan kedaulatan rakyat Ukraina.
Dia menilai Indonesia juga harus menggunakan forum-forum internasional dengan jalur diplomasi agar pertempuran Rusia-Ukraina bisa segera selesai.
“Indonesia juga harus mawas diri kita harus lihat akankah ada negara lain yang bisa melakukan hal yang sama,” pungkas legislator dapil Jabar VIII ini.
Diketahui, berdasarkan Global Fire Power (GFP) 2021 daftar militer terkuat dunia, Indonesia menempati urutan 16, dan di ASEAN Indonesia menjadi negara dengan militer terkuat. AS, China, Rusia masih menempati tiga besar militer terkuat dunia.
Tahun 2021 belanja militer Indonesia 6,9 miliar dolar AS atau setara Rp98 triliun. Namun, ini masih di bawah Singapura yaitu 9,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp135 triliun.