TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis kemarin memerintahkan operasi khusus di Ukraina, yang ia klaim bertujuan untuk melindungi penduduk dari dua wilayah yang memisahkan diri, Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR).
Rusia kemudian menekankan bahwa tidak ada ancaman bagi penduduk sipil, karena pasukannya hanya menargetkan infrastruktur militer di Ukraina.
Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (25/2/2022), Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa pasukannya telah menghancurkan 41 kendaraan militer Ukraina, 18 tank dan kendaraan tempur lapis baja, 7 sistem roket ganda, dan 5 kapal tempur.
Sebelumnya pada Jumat waktu setempat, Juru bicara militer Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov mengatakan pasukan terjun payung Rusia juga telah menguasai area pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl, yang terletak sekitar 100 kilometer dari ibukota Ukraina, Kiev.
Baca juga: Swiss Jatuhkan Sanksi Pembatasan Perjalanan Pasca Invasi Rusia ke Ukraina
"Kesepakatan dicapai dengan prajurit dari batalion terpisah yang melindungi pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina tentang keamanan bersama unit daya dan sarkofagus PLTN Chernobyl," kata Konashenkov.