Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Regulator komunikasi negara Rusia Roskomnadzor telah menuntut agar Google memulihkan akses ke channel YouTube media Rusia di Ukraina.
Layanan pers pengawas media Rusia itu mengatakan pada hari Minggu kemarin bahwa mereka telah menuliskan pesaan ke Google Alphabet Inc dengan permintaan untuk menghapus dalam waktu sesingkat mungkin semua pembatasan yang dikenakan pada channel YouTube berbahasa Rusia dari outlet media seperti RBC, TV Zvezda dan Sputnik.
Selain itu, lembaga tersebut juga menegaskan bahwa seharusnya penjelasan terkait pembatasan seperti itu disampaikan sejak awal.
Baca juga: Grup Media di Ukraina Bersatu Desak Dunia Matikan Channel Berita Rusia
Baca juga: Negara-negara Tetangga Mulai Khawatir Diserang Rusia Setelah Berhasil Menginvasi Ukraina
Dikutip dari laman Sputnik News, Senin (28/2/2022), Roskomnadzor menunjukkan bahwa sebelumnya telah menerima informasi dari kantor editorial sejumlah media Rusia 'tentang pembatasan yang diberlakukan oleh administrasi platform hosting video YouTube pada channel berbahasa Rusia di wilayah Ukraina'.
"Layanan Internet Amerika, termasuk platform hosting video YouTube, berpartisipasi dalam perang media, dengan sengaja membatasi media Rusia, termasuk yang merupakan sumber informasi resmi Rusia," kata Roskomnadzor.
Dalam suratnya kepada administrasi YouTube, regulator media Rusia itu mencatat bahwa 'tindakan semacam itu melanggar prinsip-prinsip utama dari distribusi informasi yang bebas dan akses tanpa hambatan untuk masyarakat'.
Sebelumnya, YouTube mengumumkan bahwa mereka bergabung dengan Meta dalam upaya melarang organisasi media Rusia yang didanai negara itu menjalankan iklan atau mengambil keuntungan di platformnya.
Perlu diketahui, channel YouTube menghasilkan uang melalui iklan yang muncul saat pengguna menonton video mereka.
"Mengingat keadaan luar biasa di Ukraina, kami mengambil sejumlah tindakan, kami menghentikan beberapa kemampuan channel untuk memonetisasi di YouTube, termasuk beberapa channel Rusia yang berafiliasi dengan sanksi baru-baru ini.
Kami akan secara signifikan membatasi rekomendasi untuk ini. Dan sebagai tanggapan atas permintaan pemerintah, kami telah membatasi akses ke RT (Russia Today) dan sejumlah channel Rusia lainnya di Ukraina," kata Juru bicara YouTube, dalam sebuah pernyataan.
Google juga melarang pengunduhan aplikasi seluler channel RT Rusia di Ukraina atas permintaan Ukraina.
Perkembangan itu mengikuti langkah Meta yang juga membatasi upaya media milik negara Rusia dari memonetisasi konten di Facebook.
Baca juga: Pasukan Rusia Klaim Warga Melitopol Ukraina Menyambut Mereka dengan Bendera Merah
Baca juga: Facebook Batasi Akses Media Rusia Monetisasi Iklan
Keputusan ini diumumkan oleh Kepala Kebijakan Keamanan Platform, Nathaniel Gleicher dalam media sosial Twitter pada Jumat lalu.
Rusia pada hari yang sama juga mengatakan ada yang membatasi akses ke Facebook Meta Platforms Inc, menuduhnya 'menyensor' media Rusia.
Langkah-langkah yang disebutkan di atas muncul sebagai tanggapan atas aksi Rusia yang meluncurkan operasi militer khusus pada Kamis lalu untuk melakukan 'demiliterisasi dan denazifikasi' Ukraina.
Rusia mengklaim Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) meminta bantuan negara itu dalam melawan agresi pasukan Ukraina.
Kremlin pun telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina.
Sementara Kementerian Pertahanan Rusia menekankan bahwa operasi khusus hanya menargetkan infrastruktur militer Ukraina, dan bukan rakyat sipil.