TRIBUNNEWS.COM -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky selamat dari upaya pembunuhan oleh pasukan khusus dari Chechnya.
Intelijen asal Rusia yang bersimpati terhadap Ukraina membocorkan rencana pembunuhan tersebut denga memberikan info mengenai lokasi pasukan Chechnya, sehingga dapat dilumpuhkan oleh tentara Ukraina.
Dalam perang Rusia-Ukraina ini, Chechnya memang memberikan bantuan dengan mengerahka, 12.000 tentara elitnya ke Medan perang.
Baca juga: Presiden AS Joe Biden Khawatir Rusia akan Menginvasi Negara Lain Setelah Menundukkan Ukraina
Mereka mendapatkan tugas khusus yaitu membunuh Presiden Zelensky.
Namun bukan hanya pasukan dari Chechnya saja yang dapat mandat untuk melenyapkan Zelensky, pemimpin Rusia Vladimir Putin juga disebut-sebut mengerahkan tentara bayaran di garis terdepan untuk tujuan tersebut.
Mereka adalah Grup Wagner, sebuah perusahaan militer swasta, beroperasi di Kyiv dengan perintah dari Kremlin untuk membunuh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, menurut sebuah laporan oleh surat kabar Inggris The Times, Senin.
Kelompok Wagner dituding diam-diam bekerja untuk pemerintah Rusia untuk melakukan operasi tempur di berbagai belahan dunia.
Baca juga: Dua Pasukan Elite Chechnya Lumpuh Diserang Ukraina Akibat Informasi Intel Rusia
Mereka pernah hadir di Libya saat sedang berperang saudara, serta di Suriah, Mozambik, Mali, Sudan, dan Republik Afrika Tengah.
Dari Oktober 2015 hingga setidaknya 2018, Wagner bertempur dengan militer Rusia dan rezim Bashar al-Assad di Suriah.
Dalam beberapa pekan terakhir, sekitar 300 operator Rusia dari Wagner tiba di daerah kantong separatis Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur dengan mengenakan pakaian sipil, menurut pejabat Uni Eropa yang dikutip oleh New York Times.
Meskipun tidak jelas apa tujuan mereka di wilayah tersebut, paramiliter Wagner, yang sebagian besar terdiri dari mantan tentara Rusia, diduga semakin terlibat dalam beberapa konflik paling berdarah di dunia yang menjadi kepentingan Rusia.
Grup Wagner diyakini dimiliki oleh Yevgeny Prigozhin (kanan), seorang oligarki Rusia yang memiliki hubungan dekat dengan Kremlin. Ia juga dikenal sebagai "juru masak Putin" karena restoran dan perusahaan katering miliknya telah menyelenggarakan pesta makan malam mewah untuk elit politik negara itu.
“Pemerintah Rusia telah menemukan Wagner dan perusahaan militer swasta lainnya berguna sebagai cara untuk memperluas pengaruhnya di luar negeri tanpa visibilitas dan campur tangan pasukan militer negara,” demikian bunyi laporan di situs web Center for Strategic and International Studies, sebuah think tank yang berbasis di Washington.
New York Post menyebutkan, meskipun tentara bayaran dilarang di bawah KUHP Rusia, perusahaan yang dikelola negara diizinkan menggunakan tentara swasta untuk keamanan mereka. Ada beberapa unit keamanan seperti itu yang beroperasi di negara itu, dengan Grup Wagner di antara yang paling menonjol karena keterlibatannya sebelumnya di Ukraina pada 2014, kata para ahli.